KOMPAS.com - Secara geografis, Indonesia terletak di atas tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Australia, dan Pasifik.
Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara yang memiliki banyak gunung berapi dan sangat rentan terhadap bencana erupsi gunung berapi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sedikitnya ada 127 gunung berapi aktif di Indonesia.
Dikutip dari laman Magma Indonesia milik Kementerian ESDM, hingga Senin (23/05), terhitung pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, Gunung Merapi telah mengalami 35 kali gempa guguran dan 6 kali gempa hybrid/fase banyak.
Baca juga: Kedubes AS Buka Pertukaran Pelajar bagi Mahasiswa dan Lulusan S1, Segera Daftar
Gunung api yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini, kini ditetapkan Siaga Level III.
Masih lekat dalam ingatan, letusan Gunung Merapi pada akhir Oktober 2010 lalu yang menewaskan lebih dari 350 korban jiwa.
Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana Erupsi Merapi juga mencatat, kerugian material akibat erupsi Merapi 2010 ini ditaksir mencapai 5 Triliun Rupiah.
Sinta Nur Asyidah, Mahasiswi Program Studi Teknik Geofisika Universitas Pertamina (UPER), mengajukan alternatif solusi untuk meminimalisir risiko kerusakan dan korban jiwa akibat bencana vulkanik.
Penelitian ini ia lakukan di kawasan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di Jawa Tengah.
Penelitian dilakukan Sinta dengan cara merekam pergerakan gelombang S (Shear) yang terjadi di wilayah sekitar Gunung Merapi dan Merbabu dengan menggunakan seismometer.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.