Kemajuan zaman, berubahnya peradaban menuntut pendidik untuk terbuka terhadap perubahan.
Pendidik tidak bisa hanya cuap-cuap pada frekuensi standar, tetapi harus melakukan loncatan dan beradaptasi dengan pola kecenderungan generasi Z dan generasi alfa agar pendidik bisa membangun etos dan karakter mereka.
3. Merasa pintar sehingga tidak mau belajar
Kecenderungan manusia dewasa adalah mau menggurui namun tidak mau digurui.
Sifat egois ini akan menghambat proses learning sehingga akan membuatnya berada pada posisi stagnan, seolah berjalan maju menambah ilmu, namun pada kenyataan tetap berada pada lintasan yang itu-itu saja.
Tidak menerima pembaharuan dengan positif karena bagi mereka ilmu itu tidak mengalami dinamika. Sehingga ilmu yang diberikan kepada siswa adalah ilmu sepanjang masa.
Tidak semua pendidik mau berkorban untuk siswanya, mengorbankan waktu, tenaga, apa lagi biaya. Pembelajaran aktif yang didesain dan dilaksanakan dengan baik tentulah membutuhkan upaya yang beragam.
Seorang guru harus rela meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memikirkan skenario dan tahapan pembalajaran. Menyediakan alat dan bahan serta pernak-pernik untuk menyukseskan pembelajaran.
Baca juga: Beasiswa Microcredential bagi Guru PAUD-SD Diperpanjang, Cek Syaratnya
Apalagi dalam mendesain pembelajaran berbasis project based learning. Di sini kreativitas guru diuji untuk bisa memanfaatkan sumber daya yang ada, memanfaatkan limbah dan lingkungan dalam pembelajaran di kelas-kelas mereka.
Rutinitas guru adalah mengajar, masuk kelas memberikan pembelajaran menunggu waktu usai dan pembelajaran selesai.
Pembelajarn aktif tidak akan pernah bisa diberikan jika guru hanya sekedar menjalankan rutinitas. Guru harus mengubah rutinitas menjadi prioritas.
Merancang pembelajaran, menentukan strategi dan model pembelajaran, menyiapkan lembar kerja siswa, mendesain karya siswa, menilai hasil pembelajaran siswa, memberikan penguatan, mendokumentasikan hasil pembelajaran, mensosialisasikan hasil karya siswa, melakukan refleksi dan banyak lagi.
Guru adalah manusia biasa, terkadang juga mengalami fase hibernasi dalam bekerja. Namun guru tidak boleh malas. Guru adalah model dari segala kebaikan, guru adalah pejuang yang harus mau dan mampu bersusah payah mendidik siswa siswinya.
Tidak bisa dipungkiri masih terdapat oknum pendidik yang memiliki semangat kerja berbanding lurus dengan honor yang diterima.
Guru seperti ini enggan melakukan aktivitatas untuk meningkatan kualitas pendidikan jika tidak menerima uang sebagai imbalan.