Pertama, mencari masukan (feedback seeking) yaitu mencari masukan/pendapat orang lain mengenai perbaikan performa pekerjaan. Masukan ini didapatkan dari para pihak yang berhubungan dengan pekerjaan.
Kedua, rajin mencari informasi (information seeking), yaitu mencari dan memperbarui informasi atau ilmu mengenai topik yang relevan dengan pekerjaan baik melalui pelatihan ataupun pendidikan formal.
Semua sumber informasi valid dan relevan (mis: jurnal akademik, koran, buku, dll) dapat dijadikan referensi untuk mengumpulkan data guna meningkatkan pengetahuan.
Ketiga, pengambilan risiko kinerja (performance risk-taking) yaitu mencari aktivitas baru yang menyajikan kesempatan bagi individu berupa peran/tugas yang menantang. Aktivitas baru ini juga dapat berupa mengambil pekerjaan yang berisiko bahkan jika hasilnya tidak pasti atau berkemungkinan gagal.
Keempat, pengambilan risiko interpersonal (interpersonal risk-taking), yaitu mampu mendiskusikan perbedaan ataupun masalah dengan orang lain yang merujuk pada perubahan dan pembelajaran individu.
Kemudian, individu juga mampu bertanya kepada orang lain untuk meminta bantuan dan membicarakan kesalahan diri dengan orang lain.
Baca juga: Grit, Rahasia Awal di Balik Kesuksesan Setiap Orang
Selanjutnya, yang kelima adalah kolaborasi, dengan mencari cara untuk bekerja dengan orang lain guna memanfaatkan pengetahuan, keahlian, dan keunikannya. Individu juga mampu bekerja sama dengan berbagai latar belakang atau fungsi kerja yang berbeda untuk berbagi perspektif.
Keenam, eksperimen, yaitu mengujicobakan hal-hal baru dalam pekerjaaan untuk menetapkan teknik kerja atau cara yang efektif. Tentu saja ide atau pendekatan baru yang berbeda perlu pertimbangan yang bijak agar memberikan hasil yang terbaik.
Ketujuh, merefleksikan, yaitu memikirkan kinerja yang perlu ditingkatkan agar bekerja secara lebih efisien dan efektif.
Ketujuh dimensi tersebut merupakan bagian dari belajar menjadi seorang pembelajar yang lincah. Kemudian, terdapat dua dimensi agar menjadi lincah (agile) saat belajar, yaitu fleksibilitas dan kecepatan.
Fleksibilitas mengenai bagaimana kita belajar untuk menerima pendapat, ide, dan opsi yang berbeda untuk mengajukan solusi yang baru. Fleksibilitas berarti mampu mengartikulasikan ide dan perspektif yang berbeda agar menjadi selaras.
Terakhir, kecepatan yaitu bagaimana individu memilah dan mengambil kesempatan maupun solusi secara cepat dan membuang sesuatu yang buruk. Fleksibilitas dan kecepatan sulit untuk tercapai apabila tujuh dimensi pembelajar lincah tidak dipahami secara baik.
Baca juga: 4 Tipologi Grit: Kamu Termasuk yang Mana?
Untuk menjadi seorang pembelajar yang lincah harus belajar tujuh dimensi sebelumnya, kemudian melakukan kedua dimensi fleksibilitas dan kecepatan agar menjadi lincah (agile).
Jadi apakah kamu tertarik untuk mengukur kelincahan belajarmu?
Sesi berikut dari tema ini memberikan gambaran bagaimana kamu bisa mempelajari hasil asesmen Burke Learning Agility Inventory dan memahami dimensi-dimensi yang terdapat pada kursus Kepemimpinan yang Dinamis Di Era Disrupsi hanya di Kognisi.
Nantikan artikel selanjutnya, yang sekaligus menjadi penutup dari topik ini. Stay tuned!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.