"Jadi, ini bisa diibaratkan bahwa siswa SMP saat ikut pembelajaran jarak jauh hanya bisa menyerap materi sebesar 46 persen saja," terang Budi.
Karena rata-rata nilai UN pada 2019 bisa mencapai 6,8. Sehingga terjadi penurunan nilai termasuk mutu pendidikan akibat pandemi.
Tak hanya itu saja, Budi Santosa Asrori juga menjelaskan ada hal lain yang hilang selama masa pandemi ini bagi siswa. Yakni mengenai tumbuh kembang anak di sekolah.
Menurutnya, ada 3 pusat pendidikan yaitu pendidikan di masyarakat, sekolah dan keluarga. Tapi lantaran pandemi, maka pendidikan di sekolah jadi hilang.
Padahal jika siswa belajar di sekolah, maka bisa berinteraksi dengan temannya.
"Dibanding akademik, nilai tumbuh kembang anak ini juga riskan jika dibiarkan berlarut ikut pembelajaran jarak jauh," katanya.
Untuk itulah dia berupaya agar tetap menjaga mutu pendidikan di Kota Yogyakarta. Yakni terus berkoordinasi atau komunikasi dengan berbagai sekolah. Tentu untuk membuat standarisasi pembelajaran yang tepat di masa pandemi ini.
"IT di sekolah harus lengkap. Bahkan IT di rumah guru dan siswa juga harus lengkap. Bisa pula dengan proses dialog dan penugasan yang ringan bagi siswa," terang Budi.
Terkait persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Budi menyatakan bahwa pihaknya beberapa waktu lalu telah sukses mengadakan simulasi PTM terbatas di beberapa SD dan SMP.
Bahkan di simulasi PTM terbatas itu, bukan semata-mata untuk memberikan materi akademik saja. Melainkan siswa diberi materi pendidikan karakter.
Salah satu contohnya simulasi PTM terbatas di SMPN 1 Yogyakarta yang menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Dalam pendidikan karakter itu, pihak sekolah menekankan 5 nilai karakter yang harus dikuatkan pada siswa.
Baca juga: Simulasi PTM SMPN 1 Yogya, 5 Nilai Karakter Ditekankan pada Siswa
Menurut Kepala SMPN 1 Yogyakarta, Y Niken Sasanti, lima nilai karakter itu ialah:
Adapun penguatan pendidikan karakter itu harus diberikan kepada anak didik karena selama mengikuti pembelajaran daring dari rumah, pendidikan karakter mungkin terabaikan.
"Kebetulan SMPN 1 Yogyakarta menjadi salah satu sekolah dari 10 sekolah yang melaksanakan simulasi PTM di lingkungan Disdikpora Kota Yogya," ujar Niken.