Dispendik Jatim berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai pelaksana program, termasuk dalam merekrut trainer.
Selanjutnya 2019 terjadi lonjakan peminat. Jumlah peserta naik menjadi 14.000 siswa dari 157 SMA dan 673 trainer di 28 kabupaten.
Pada tahun kedua dilaksanakan pembangunan infrastruktur digital melalui berbagai platform pendukung, yakni:
''Atas terobosan itu, Dispendik menerima penghargaan kompetensi inovasi pelayanan publik (Kovablik) se-Jawa Timur dengan menempati Top 25 melalui inovasi SMA DT yang dianugerahkan oleh gubernur,'' ungkapnya Ety.
Tahun 2020, lanjut Ety, merupakan tahun penentu sekaligus tolok ukur keberhasilan program. Pada tahun ini pula belum ada penambahan alokasi pelaksana program SMA DT yang baru.
''Pemantapan program dan perluasan jaringan kerja sama dengan mitra dunia usaha lebih diutamakan agar lulusan SMA DT tertampung di perusahaan mitra atau mandiri berwiraswarta,'' jelas Ety.
Meski demikian, lanjut Ety, pengembangan SMA DT pada tahun ini diarahkan pada empat sasaran. Pertama, penguatan pasar komunitas melalui koperasi sekolah DT Mart yang menjual produk-produk SMA DT.
Baca juga: Dirjen Vokasi: Pendidikan Karakter Penting di Dunia Kerja dan Industri
Sasaran kedua, peluncuran voucher cipta kerja yang mengajak masyarakat dan pemerintah membeli produk SMA DT. Ketiga, pemberian wawasan wiraswasta baik online maupun offline. Dan, keempat, penguatan mitra dunia usaha.
Selama pandemi, lanjut dia, program SMA DT tetap berlanjut dengan segala pembatasan penerapan protokol kesehatan, di antaranya dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dan penyampaian materi pelatihan secara online.
Ditanya apakah program SMA DT tidak bertabrakan dengan SMK, Ety menegaskan tidak. SMK, lanjut dia, memiliki satu kompetensi.
''Sedang SMA DT memiliki dua kompetensi sekaligus, yakni kompetensi ketrampilan dan pembelajaran SMA reguler. Istilahnya, reguler jalan, keterampilan juga jalan,'' pungkas Ety.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.