Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jatim Perkuat Ekosistem "SMA Double Track" Guna Tekan Angka Pengangguran SMA

KOMPAS.com - Guna menekan angka pengangguran lulusan SMA, Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur melakukan terobosan dengan menginisiasi program "SMA Double Track" (SMA DT) sejak 2018.

SMA DT sendiri merupakan program di mana setiap lulusan siswa SMA DT akan memiliki dua kompetensi berupa pembelajaran reguler dan kompetensi keterampilan bersertifikat.

''Dengan SMA DT, kami membuat terobosan dengan memberi keterampilan tambahan di luar jam pelajaran dengan tujuh kompetensi,'' kata Ety Prawesti Kabid Pembinaan SMA Dispendik Jatim.

Program SMA DT, jelasnya, menjawab tantangan banyaknya angka lulusan SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Pada 2018, ada sebanyak 116.772 atau 67,84 persen siswa SMA tidak masuk ke bangku kuliah.  

Membangun ekosistem SMA DT

Guna memberikan wadah atas inovasi dan kreativitas siswa, bekerja sama dengan ITS, Bidang Pembinaan SMA Dispendik Jatim menggelar "Virtual Expo SMA Double Track" yang dibuka Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada 27 Oktober 2020.

Dalam gelaran yang mengangkat "Maju Bersama, Hebat Semua, Gemilang", Khofifah memberikan apresiasi kepada siswa SMA DT peserta yang tetap menunjukan semangat dan antusiasme tinggi meski pameran dilaksanakan secara daring di tengah pandemi.

"Kita bisa menyaksikan bagaimana karya dan kreasi siswa SMA Double Track, hari ini saat pandemi Covid, tidak mengurangi semangat dari Expo SMA Double Track," ungkap Khofifah.

Ia berpesan kepada para siswa untuk terus mengasah kemampuan dan talenta sesuai dengan kebutuhan pasar. "Seluruh talenta selain terus diasah, juga harus menemukan titik di antara konsumen dan produsen," pesan Gubernur Jatim.

Ia melihat masa SMA menjadi waktu sangat tepat untuk siswa belajar kewirausahaan karena pada masa ini rasa ingin tahu, semangat bereksperimen kreavitas dapat mulai diasah.

Selain mendorong siswa untuk membangun jejaring, Khofifah juga mengajak siswa untuk memiliki kesiapan mental agar kuat menghadapi tantangan yang akan muncul dalam pengembangan inovasi.

"Untuk itu dibutuhkan ekosistem yang akan menguatkan anak-anak ini. Intinya adalah ketika anak-anak ada masalah, mereka bisa mencari solusi atau membuat perencanaan strategis," ujarnya.

Lebih jauh Ety menjelaskan sejak 2018 program tersebut dievaluasi dan dikembangkan. Pada tahun pertama, program tersebut diikuti sebanyak 9.009 siswa dari 86 SMA dan melibatkan 420 trainer di sembilan kabupaten di Jawa Timur.

''Program tersebut dengan tujuh bidang keterampilan dan 17 topik ketrampilan,'' jelasnya.

Tujuh bidang keterampilan itu adalah multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata kecantikan, dan teknik kendaraan ringan.

Dispendik Jatim berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai pelaksana program, termasuk dalam merekrut trainer.

Selanjutnya 2019 terjadi lonjakan peminat. Jumlah peserta naik menjadi 14.000 siswa dari 157 SMA dan 673 trainer di 28 kabupaten.

Pada tahun kedua dilaksanakan pembangunan infrastruktur digital melalui berbagai platform pendukung, yakni:

  • www.ruangdagang.net (media pemasaran produk unggulan di marketplace),
  • www.ruangkarir.net (media job matching untuk mempertemukan calon pekerja dengan dunia usaha),
  • www.ruangtraining (media belajar online untuk memudahkan pembelajaran mandiri dengan materi pelatihan), dan www.admindt.net (media monitoring pelaksanaan pelatihan untuk mengevaluasi capaian pembelajaran di kelas).

''Atas terobosan itu, Dispendik menerima penghargaan kompetensi inovasi pelayanan publik (Kovablik) se-Jawa Timur dengan menempati Top 25 melalui inovasi SMA DT yang dianugerahkan oleh gubernur,'' ungkapnya Ety.

Berbeda dengan SMK

Tahun 2020, lanjut Ety, merupakan tahun penentu sekaligus tolok ukur keberhasilan program. Pada tahun ini pula belum ada penambahan alokasi pelaksana program SMA DT yang baru.

''Pemantapan program dan perluasan jaringan kerja sama dengan mitra dunia usaha lebih diutamakan agar lulusan SMA DT tertampung di perusahaan mitra atau mandiri berwiraswarta,'' jelas Ety.

Meski demikian, lanjut Ety, pengembangan SMA DT pada tahun ini diarahkan pada empat sasaran. Pertama, penguatan pasar komunitas melalui koperasi sekolah DT Mart yang menjual produk-produk SMA DT.

Sasaran kedua, peluncuran voucher cipta kerja yang mengajak masyarakat dan pemerintah membeli produk SMA DT. Ketiga, pemberian wawasan wiraswasta baik online maupun offline. Dan, keempat, penguatan mitra dunia usaha.

Selama pandemi, lanjut dia, program SMA DT tetap berlanjut dengan segala pembatasan penerapan protokol kesehatan, di antaranya dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dan penyampaian materi pelatihan secara online.

Ditanya apakah program SMA DT tidak bertabrakan dengan SMK, Ety menegaskan tidak. SMK, lanjut dia, memiliki satu kompetensi.

''Sedang SMA DT memiliki dua kompetensi sekaligus, yakni kompetensi ketrampilan dan pembelajaran SMA reguler. Istilahnya, reguler jalan, keterampilan juga jalan,'' pungkas Ety.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/10/27/230430471/jatim-perkuat-ekosistem-sma-double-track-guna-tekan-angka-pengangguran-sma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke