Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Dosen ITB Kembangkan Ventilator Portabel Teknologi "Ambu-Bag"

Kompas.com - 26/04/2020, 12:02 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Wabah virus corona atau Covid-19 yang menyebar di seluruh penjuru dunia ini tak kunjung usai. Tak heran jika banyak rumah sakit kekurangan alat pelindung diri (APD) atau alat bantu pernapasan.

Terkait alat bantu pernapasan atau ventilator, Tim Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan "Airgency: Emergency Automatic Bag-Ventilator".

Ini adalah sebuah ventilator portabel untuk menangani pasien Covid-19 dengan menggunakan teknologi ambu-bag (kantong udara).

Baca juga: Ventilator Pernapasan Pasien Covid-19 Buatan UNS Dirancang Khusus

Untuk pasien tahap III

Melansir laman resmi ITB, Airgency merupakan inovasi yang dikembangkan sebagai penanganan yang ditujukan kepada pasien Covid-19 yang telah berada di tahap tiga.

Atau tahap paling kritis, di mana pasien telah mengalami disfungsi paru-paru yang menyebabkan pasien tidak dapat bernapas dan membutuhkan alat pernapasan bantu otomatis.

Dipilihnya teknologi ambu-bag karena lebih murah dan dapat diproduksi dalam jumlah massal. Jika dibandingkan dengan ventilator lain yang memiliki harga mencapai ratusan juta, ventilator ITB dengan ambu-bag harganya jutaan rupiah saja.

Adapun Tim Dosen ITB yang mengembangkan alat tersebut di antaranya , Christian Reyner M.T., Dr. Khairul Ummah, Dr. Yazdi I. Jenie, dan Dr. Djarot Widagdo dari FTMD ITB, serta Muhammad Ihsan dari FSRD ITB.

Dalam proses perancangannya, tim bekerja sama dengan PT. BETA (Bentara Tabang Nusantara). Sebelum melakukan perancangan Airgency, Tim Dosen ITB terlebih dahulu berdiskusi dengan tim dokter dari Universitas Padjadjaran dan Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Bekerja otomatis

Menurut Dr. Yazdi, teknologi ventilator dengan ambu-bag sebenarnya telah digunakan di RSHS namun dalam aplikasinya petugas medis harus menekan ambu-bag terus menerus untuk membantu pernapasan pasien.

Jika hal itu terus menerus dilakukan, maka dapat menyebabkan kelelahan pada petugas medis dan risiko terpapar Covid-19 menjadi lebih tinggi.

Oleh karena itu fokus pada alat Airgency adalah membuat teknologi ventilator dengan ambu-bag yang otomatis dalam pengaplikasiannya dan dapat ditujukan bagi pasien yang harus berpindah ruangan dan tetap menggunakan ventilator.

"Untuk cara kerja Airgency dilakukan dengan menekan ambu-bag di awal lalu mengatur kinerja Airgency," ujar Dr. Yazdi seperti dikutip dari laman ITB, Sabtu (25/4/2020).

Terdapat tiga pengaturan utama Airgency, antara lain:

  • pengaturan volume tidal
  • pengaturan rasio inhale dan exhale
  • pengaturan tekanan

Baca juga: Akademisi UGM: Efektivitas Masker Kain Rendah, Solusinya...

Dilengkapi berbagai fitur

Selain itu dalam Airgency terdapat fitur keselamatan untuk mendeteksi kegagalan mekanik yang nantinya akan menampilkan trigger warning apabila terjadi kegagalan.

Airgency ini juga dilengkapi dengan fitur backup battery sehingga apabila terjadi hubungan pendek arus listrik atau ada kerusakan sumber daya maka sumber daya Airgency akan langsung tergantikan dengan sumber daya baterai.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com