Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UGM: Efektivitas Masker Kain Rendah, Solusinya...

Kompas.com - 14/04/2020, 14:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sebelum penyebaran virus corona atau Covid-19 tinggi, masyarakat yang sehat diimbau tidak perlu pakai masker.

Namun seiring makin tingginya pandemi wabah corona ini, masyarakat kini diimbau memakai masker jika sedang keluar dari rumah. Atau ketika beraktivitas di luar rumah.

Hanya saja, banyak beredar d tengah masyarakat masker yang terbuat dari kain. Hal ini karena masker bedah yang dijual di apotik menipis.

Baca juga: Akademisi UGM: Pasien Hipertensi Tetap Minum Obat Ini Saat Pandemi Covid-19

Dokter sekaligus Kepala Departemen Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Dr. dr. Bambang Udji Djoko Rianto, Sp.THT (K)., M.Kes., mengatakan penggunaan masker kain kurang efektif.

Jadi alternatif terakhir

Kenapa kurang efektif dalam mencegah penularan Covid-19? Ternyata, masker kain hanya bisa dipakai sebagai alternatif terakhir saja.

"Masker kain tidak dapat memproteksi masuknya partikel. Penetrasi masuk partikel kalau pakai masker kain ini 97 persen bisa tembus masker, perlindungannya hanya 3 persen saja," jelasnya seperti dikutip dari laman resmi UGM, Selasa (14/4/2020).

Dijelaskan, mekanisme penularan virus antara lain melalui percikan air ludah (droplet) dan airbone (partikel kecil yang terbawa udara).

Sebenarnya, masker kain tidak memiliki perlindungan layaknya masker bedah yang terdiri dari 3 lapis. Yakni lapisan luar anti air untuk melindungi droplet, lapisan tengah sebagai filter kuman, dan lapisan dalam untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut pemakai.

Tingkat perlindungan masker bedah ini sekitar 56 persen bagi partikel droplet berukuran nanometer.

"Ketiga lapisan itu tidak didapat dari masker kain biasa dan ini bahaya. Sebab, begitu virus nempel bisa menembus di sela pori-pori kain," ujar dokter THT RSUP Dr. Sardjito tersebut.

Masker N95 terbaik

Untuk masker N95, menurut dia masker ini memiliki tingkat efektivitas pencegahan penularan terbaik karena memiliki kerapatan yang lebih padat dibanding masker bedah dan masker kain.

Bahkan masker jenis ini mempunyai proteksi yang baik untuk droplet maupun aerosol. Tetapi masker ini banyak digunakan tenaga kesehatan yang melakukan kontak langsung dengan pasien.

Kendati demikian, masker ini tidak disarankan untuk penggunaan sehari-hari bagi orang sehat karena bisa menyebabkan kesulitan nafas.

Dikatakan, virus corona jenis baru memiliki ukuran 0,125 mikrometer atau 125 nanometer. Sementara itu, pada kain tidak memiliki kerapatan yang cukup dalam menyaring partikel yang sangat kecil.

Penggunaan masker kain ini bisa menjadi pilihan terakhir jika ketersediaan masker bedah sangat sulit didapatkan seperti saat ini.

Harus dilapisi tisu

Jika ingin mamakai masker kain, Bambang menyarankan agar melapisi masker kain dua lapis dengan tisu di tengahnya. Ini dilakukan agar bisa meningkatkan perlindungan terhadap kemungkinan masuknya partikel ke dalam masker.

"Meski sampai sekarang belum ada riset yang meneliti efektivitas penggunaan masker kain 3 lapis ini. Namun, logikanya jika lebih rapat bisa lebih memproteksi dari infeksi virus," tuturnya.

Baca juga: 9 Tips Dampingi Anak Belajar di Rumah dari Akademisi IPB University

Menurut dia, masker kain dapat dipakai sebagai alternatif terakhir untuk melindungi diri dari ancaman penularan virus corona.

Karena, ada yang lebih utama cara pencegahan Covid-19 yakni menerapkan physical distancing, menghindari kerumunan, rajin cuci tangan dengan sabun, dan menjaga kebersihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com