Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memasuki Kemarau, Ini Wilayah yang Masih Alami Musim Hujan Mei 2024

Kompas.com - 01/05/2024, 19:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Indonesia memasuki musim kemarau pada Mei 2024.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa awal musim kemarau berkaitan dengan angin baratan atau Monsun Asia dan angin timuran atau Monsun Australia.

Awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada April 2024 di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali.

"Lalu wilayah Jawa kemudian mendominasi hampir di seluruh wilayah Indonesia pada periode Mei hingga Agustus 2024," terang Dwikorita, dikutip dari Kompas.com, Jumat (15/3/2024).

Meski begitu, BMKG memperkirakan musim hujan masih akan terjadi di beberapa wilayah pada Mei 2024.

Baca juga: Warganet Sebut Suhu Kalimantan Sangat Panas, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Lantas, wilayah mana saja yang masih mengalami musim hujan pada Mei 2024?

Pantauan musim hujan pada April 2024

Kepala Pusat Informasi dan Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab, mengatakan baru 14 persen zona musim (ZOM) di Indonesia yang mengalami musim kemarau pada akhir April 2024.

Wilayah yang sudah masuk musim kemarau pada April 2024 meliputi Sumatera bagian utara, sebagian kecil Jawa, dan sebagian kecil Sulawesi.

"Artinya memang sebagian besar wilayah Indonesia saat ini masih mengalami musim hujan," kata Fachri kepada Kompas.com, Sabtu (27/4/2024).

Terkait masih sedikitnya wilayah yang masuk musim kemarau, Fachri menjelaskan, April masih menjadi periode berlangsungnya musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berdasarkan data pada 1991-2020.

Wilayah yang mengalami musim hujan berdasarkan data tersebut, terdiri dari sebagian besar Sumatera, sebagian besar Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, seluruh Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Karena alasan itulah, Fachri menilai, musim hujan yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia pada April 2024 termasuk normal.

Baca juga: Warganet Keluhkan Cuaca April 2024 Sangat Panas, BMKG Beri Penjelasan

Wilayah yang masih alami musim hujan pada Mei 2024

Kendati demikian, ada pula wilayah yang belum mengalami musim kemarau pada Mei 2024.

Fachri menerangkan, BMKG memperkirakan baru 33 persen ZOM di Indonesia yang memasuki musim kemarau hingga akhir Mei 2024.

"Hal ini mengindikasikan bahkan hingga Mei nanti masih banyak wilayah yang mengalami musim hujan," jelasnya.

Ia mengungkapkan, wilayah yang masih akan mengalami musim hujan pada Mei 2024 meliputi:

  • Sebagian besar Sumatera
  • Sebagian besar Jawa
  • Sebagian besar Bali
  • Sebagian besar NTB
  • Sebagian besar NTT
  • Kalimantan
  • Sebagian besar Sulawesi
  • Maluku
  • Papua.

Lebih lanjut, Fachri meminta masyarakat yang tinggal di wilayah yang sedang mengalami peralihan dari musim hujan ke musim kemarau untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem.

Cuaca ekstrem yang dimaksud Fachri berupa hujan disertai petir dan angin kencang yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, longsor dan puting beliung.

Baca juga: Musim Kemarau Diprediksi Mundur, Akankah Cuaca Panas Terik 2023 Terulang Lagi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com