KOMPAS.com - Artis Kartika Putri dikabarkan menderita sindrom Stevens Johnson dan penyakit autoimun.
Kabar tersebut disampaikannya usai mengalami luka-luka melepuh di kulit wajah, sehingga harus menjalani perawaan di Singapura.
"Aku udah kurang lebih lima tahun didiagnosa autoimun," jelasnya melalui akun Instagram @kartikaputriworld, Minggu (25/2/2024).
Kartika Putri melanjutkan, dirinya juga mengidap Steven Johnson syndrome atau sindrom Steven Johnson.
Lantas, apa itu sindrom Steven Johnson dan penyakit autoimun yang diderita Kartika Putri?
Baca juga: Apa Itu Kanker Sarkoma yang Diidap Alice Norin, Gejala dan Penyebabnya
Sindrom Stevens Johnson merupakan kelainan serius pada kulit dan selaput lendir tubuh. Kondisi ini termasuk langka dan jarang terjadi.
Dikutip dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), sindrom Stevens Johnson atau SJS muncul akibat reaksi dari penggunaan obat tertentu.
Obat yang mungkin menimbulkan reaksi sindrom tersebut antara lain obat epilepsi, antibiotik, obat penghilang rasa sakit atau anti-inflamasi, obat asam urat, obat kejang dan penyakit kejiwaan, serta antibakteri.
Anak-anak dapat mengalami sindrom ini jika menderita pilek, flu, atau demam.
Pasien yang mengalami masalah kekebalan tubuh seperti autoimun, HIV atau AIDS, serta menjalani kemoterapi, berisiko tinggi terkena sindrom tersebut.
Baca juga: Kisah Seorang Perempuan Mempunyai Dua Vagina, Didiagnosis Sindrom Langka
Dilansir dari Mayo Clinic, orang yang mengalami sindrom tersebut akan mengalami ruam dalam waktu satu hingga tiga hari. Berikut gejala sindrom Stevens Johnson.
Sindrom tersebut dapat menyebabkan komplikasi serius berupa masalah kulit, paru-paru, hati, ginjal, mata, serta alat kelamin. Orang yang mengalami sindrom Stevens Johnson harus segera mendapatkan perawatan medis.
Pasien yang mengalami sindrom Stevens Johnson dapat sembuh dalam waktu beberapa minggu atau bulan setelah menjalani perawatan. Berikut cara pengobatan sindrom tersebut.
Ruam melepuh pada kulit biasanya akan sembuh sekitar dua atau tiga minggu setelah pengobatan.
Baca juga: Ramai soal Sindrom Skibidi Toilet, Apa Bahayanya untuk Anak?