KOMPAS.com - Kelenjar getah bening adalah kelenjar kecil yang menyaring getah bening, yakni cairan bening yang bersirkulasi melalui sistem limfatik.
Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, dan dalam kasus yang jarang terjadi bisa disebabkan oleh kanker.
Kelenjar getah bening memiliki peran penting dalam membantu tubuh Anda untuk melawan infeksi.
Dilansir dari laman American Cancer Society, kelenjar getah bening adalah struktur kecil yang berfungsi sebagai penyaring zat asing, seperti sel kanker dan infeksi.
Baca juga: Apa Itu Kanker Getah Bening dan Penyebabnya
Mereka mengandung sel kekebalan yang dapat membantu melawan infeksi dengan menyerang dan menghancurkan kuman yang dibawa melalui cairan getah bening.
Kelenjar getah bening terletak di banyak bagian tubuh, antara lain leher, ketiak, dada, perut (perut), dan selangkangan.
Ketika ada masalah, seperti infeksi, cedera, atau kanker, kelenjar getah bening di area tersebut mungkin membengkak atau membesar saat bekerja menyaring sel-sel “jahat”.
Umumnya, hanya satu area kelenjar getah bening yang membengkak pada satu waktu. Namun dalam beberapa kasus, bisa lebih dari satu area kelenjar getah bening membengkak
Baca juga: Waspada Tanda Pembengkakan Kelenjar Getah Bening di Leher
Sebagaimana telah disebut sebelumnya, pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi akibat infeksi bakteri atau virus.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, berikut adalah beberap kondisi yang meningkatkan risiko pembengkakan kelenjar getah bening:
Faktor pertama yang meningkatkan seseorang berisiko mengalami kondisi pembengkakan kelenjar getah bening adalah usia yang lebih tua.
Penuaan akan lebih meningkatkan risiko terkena infeksi, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan kanker.
Baca juga: 5 Gejala Pembengkakan Kelenjar Getah Bening yang Jarang Disadari
Ada sejumlah kebiasaan yang juga berpotensi meningkatkan risiko pembengkakan kelenjar getah bening seseorang.
Misalnya berhubungan seks bebas tanpa pelindung dan penggunaan obat-obatan terlarang. Ini juga meningkatkan risiko infeksi seperti HIV dan infeksi menular seksual lainnya.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh suatu penyakit atau obat-obatan yang kemudian menekan sistem kekebalan tubuh Anda.