Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Efek “Malas Gerak” bagi Kesehatan, Meningkatkan Risiko Stroke dan Serangan Jantung

Kompas.com - 16/02/2024, 09:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Malas bergerak atau bisa dikenal dengan "mager" memiliki sejumlah efek buruk, di antaranya meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.

Malas bergerak dalam dunia medis disebut Sedentary Lifestyle, sebuah kondisi saat seseorang tidak aktif secara fisik.

Beberapa contohnya seperti sering rebahan dan jarang bergerak.

Baca juga: 7 Penyakit yang Bisa Muncul Saat Anda Malas Bergerak

Efek ponsel

Seiring canggihnya teknologi membuat banyak hal terasa lebih praktis dan saat ini menjadi kebiasaan banyak orang.

Bermodal ponsel dan kuota yang cukup dapat melakukan berbagai hal dengan mudah tanpa repot harus keluar rumah.

Kondisi ini tentunya membuat masalah apabila terjadi secara berkepanjangan dan tidak diantisipasi dengan baik.

Perlu kita ketahui bahwa akibat gaya hidup mager tidak dirasakan secara langsung tetapi baru akan mulai terasa bertahun-tahun setelah menjalani rutinitas ini.

Penyebab kematian terbanyak di dunia

Menurut WHO, gaya hidup sedentari adalah salah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia.

European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) pada tahun 2008 melaporkan bahwa kematian akibat kebiasaan malas gerak jumlahnya dua kali lebih banyak dibandingkan kematian karena obesitas.

Risiko mengalami lebih banyak masalah kesehatan akan lebih meningkat apabila diikuti dengan pola makan yang tidak seimbang dan kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol.

Baca juga: 8 Gangguan Penyakit yang Bisa Muncul jika Anda Malas Bergerak

Bahaya malas gerak bagi kesehatan

Dikutip dari website Kemenkes RI, berikut ini berbagai bahaya kesehatan akibat malas gerak:

1. Konsentrasi menurun

Pada saat bekerja sambil duduk lama membungkuk atau melengkung menjadikan tulang belakang jadi tegang.

Paru-paru tidak mendapat ruang cukup untuk mengembang optimal sehingga kadar oksigen yang bisa diedarkan ke seluruh tubuh lebih sedikit.

Sirkulasi juga akan terganggu jika kurang bergerak. Kurangnya oksigen yang diterima otak bisa menyebabkan turunnya konsentrasi.

2. Meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung

Sebuah studi di Amerika Serikat yang dilakukan oleh Aerobics Research Center menunjukkan bahwa aktivitas fisik mampu mengurangi risiko stroke pada pria hingga sebesar 60 persen.

Studi lain yang diterbitkan dalam Nurses Health Study menyatakan bahwa wanita yang cukup beraktivitas fisik memiliki peluang terhindar dari stroke dan serangan jantung sebesar 50 persen.

Ini menunjukkan bahwa pada individu yang kurang aktifitas, terlalu sering duduk memiliki risiko cukup besar mengalami stroke.

Baca juga: Hati-hati, Malas Bergerak Picu Diabetes

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com