Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Efek “Malas Gerak” bagi Kesehatan, Meningkatkan Risiko Stroke dan Serangan Jantung

Malas bergerak dalam dunia medis disebut Sedentary Lifestyle, sebuah kondisi saat seseorang tidak aktif secara fisik.

Beberapa contohnya seperti sering rebahan dan jarang bergerak.

Efek ponsel

Seiring canggihnya teknologi membuat banyak hal terasa lebih praktis dan saat ini menjadi kebiasaan banyak orang.

Bermodal ponsel dan kuota yang cukup dapat melakukan berbagai hal dengan mudah tanpa repot harus keluar rumah.

Kondisi ini tentunya membuat masalah apabila terjadi secara berkepanjangan dan tidak diantisipasi dengan baik.

Perlu kita ketahui bahwa akibat gaya hidup mager tidak dirasakan secara langsung tetapi baru akan mulai terasa bertahun-tahun setelah menjalani rutinitas ini.

European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) pada tahun 2008 melaporkan bahwa kematian akibat kebiasaan malas gerak jumlahnya dua kali lebih banyak dibandingkan kematian karena obesitas.

Risiko mengalami lebih banyak masalah kesehatan akan lebih meningkat apabila diikuti dengan pola makan yang tidak seimbang dan kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol.

Bahaya malas gerak bagi kesehatan

Dikutip dari website Kemenkes RI, berikut ini berbagai bahaya kesehatan akibat malas gerak:

1. Konsentrasi menurun

Pada saat bekerja sambil duduk lama membungkuk atau melengkung menjadikan tulang belakang jadi tegang.

Paru-paru tidak mendapat ruang cukup untuk mengembang optimal sehingga kadar oksigen yang bisa diedarkan ke seluruh tubuh lebih sedikit.

Sirkulasi juga akan terganggu jika kurang bergerak. Kurangnya oksigen yang diterima otak bisa menyebabkan turunnya konsentrasi.

2. Meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung

Sebuah studi di Amerika Serikat yang dilakukan oleh Aerobics Research Center menunjukkan bahwa aktivitas fisik mampu mengurangi risiko stroke pada pria hingga sebesar 60 persen.

Studi lain yang diterbitkan dalam Nurses Health Study menyatakan bahwa wanita yang cukup beraktivitas fisik memiliki peluang terhindar dari stroke dan serangan jantung sebesar 50 persen.

Ini menunjukkan bahwa pada individu yang kurang aktifitas, terlalu sering duduk memiliki risiko cukup besar mengalami stroke.

Aktivitas fisik mampu merangsang aliran darah kaya oksigen ke otak dan memperbaiki sel dan jaringan otak yang mulai mengalami degenerasi.

Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan fungsi otak menurun sehingga dalam jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan fungsi kognitif.

4. Resistensi insulin

Apabila kita menghabiskan kira-kira 70 persen dari waktu seharian dengan duduk dan tiduran, maka akan berisiko mengalami resistensi insulin.

Kondisi ini menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah sehingga berpeluang terserang diabetes.

Apalagi pada saat duduk atau tiduran, orang-orang cenderung mencari camilan yang kurang sehat.

Camilan tersebut bisa jadi mengandung gula tinggi, sehingga menambah resiko terjadinya diabetes.

5. Memicu osteoporosis

Kebiasaan malas gerak akan membuat tubuh kehilangan massa otot sehingga otot akan lemah. Selain itu tubuh juga akan mengambil kalsium tulang.

Kepadatan tulang akan berkurang drastis. Jika dibiarkan, mengakibatkan tulang keropos atau yang biasa disebut dengan osteoporosis.

Pergeseran penyakit osteoporosis pun tak hanya dialami oleh orang tua saja, namun kaum yang lebih muda pun bisa mudah terkena osteoporosis.

Nah itulah sejumlah bahaya malas bergerak mulai dari meningkatnya risiko stroke, penyakit jantung hingga osteoporosis.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/16/093000265/5-efek-malas-gerak-bagi-kesehatan-meningkatkan-risiko-stroke-dan-serangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke