Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Turun Gunung" di Jateng-DIY, Mengapa Jokowi Lebih Memilih "Kandang Banteng"?

Kompas.com - 01/02/2024, 12:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, Presiden Joko Widodo tampak semakin sering melakukan kunjungan kerja di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Berdasarkan catatan Kompas.com, Jokowi berkunjung ke Jawa Tengah pada 22-23 Januari 2024 atau sepekan setelah Ganjar Pranowo berkeliling ke wilayah itu.

Jokowi kemudian berkunjung ke DIY pada Sabtu (27/1/2024) hingga Minggu (28/1/2024) dan sempat bermain sepak bola bersama anak-anak.

Di provinsi DIY, joga juga sempat bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang kini masih menjadi partai oposisi pemerintah.

Sehari setelahnya, Jokowi berkunjung ke Magelang, Jateng, dalam rangka peresmian di Akademi Militer (Akmil) dengan didampingi oleh Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Baca juga: Saat UGM Ingatkan Jokowi, Tuntut Kembali ke Koridor Demokrasi...

Diketahui, Jawa Tengah dan DIY selama ini dikenal sebagai basis suara dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) atau dikenal dengan "Kandang Banteng".

Kunjungan Jokowi ke Jateng-DIY ini pun dinilai banyak pihak sebagai upaya untuk "mengguncang" basis suara PDI-P dan Ganjar.

Lantas, mengapa Jokowi lebih memilih menggerus basis suara PDI-P dan Ganjar yang selama ini dinilai solid?

Baca juga: Kata Istana dan PDI-P soal Jokowi Bagi Bansos Tanpa Didampingi Risma

Ideologi dan akar politik serupa

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, skema gerilya Jokowi di Jateng-DIY memang betul-betul menyasar basis pemilih loyal PDI-P dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Menurutnya, kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memang kesulitan jika akan mencuri suara dari kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar karena perbedaan karakter pemilih.

"Karakter pemilih kubu 02 dan 03 saat ini relatif memiliki kesamaan corak, ideologi, dan basis akar politik yang serupa," kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (30/1/2024).

Atas dasar itu, Jokowi semakin intens "menggarap" Jawa Tengah-DIY, sehingga terjadi potensi kanibalisme elektoral.

Baca juga: Alasan Mahfud Mundur dari Menko Polhukam, Serahkan Surat ke Jokowi Besok

Jika sel-sel politik Jokowi dibantu partai-partai pengusung Prabowo-Gibran bisa membredel dominasi PDI-P di Jateng, hal itu bisa menjadi penentu kemenangan di tingkat nasional.

Pasalnya, wilayah dengan jumlah DPT besar seperti Jawa Timur kemungkinan akan terbagi secara merata.

Sementara Jawa Barat, Banten dan Jakarta akan menjadi "medan pertarungan" yang berimbang.

"Upaya menggerus simpul-simpul kekuatan dan dominasi PDI-P di Jawa Tengah akan menjadi salah satu kunci kemenangan Pilpres 2024 ini," ujarnya.

Baca juga: Jokowi dan Prabowo Makin Lengket, Pengamat: Kejar Target Pilpres Satu Putaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com