Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurunkan Berat Badan secara Cepat, Apakah Berbahaya?

Kompas.com - 10/11/2022, 19:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang berkeinginan memiliki tubuh ideal.

Memiliki berat badan ideal bukan semata demi penampilan, tetapi juga untuk alasan kesehatan, yakni menghindari obesitas.

Bagi yang mengalami berat badan berlebih, terkadang akan menempuh beragam cara yang dirasa cepat untuk menurunkannya.

Baca juga: Tabel Berat Badan yang Disarankan untuk Perempuan Menurut Kemenkes

Lantas, adakah bahaya menurunkan berat badan secara cepat?

Penjelasan Kemenkes

Dilansir dari laman Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menurunkan berat badan secara cepat dapat berdampak pada beberapa hal.

Mulai dari kehilangan sejumlah besar air, elektrolit, mineral, jaringan otot, dan protein yang berada di jaringan lemak bebas.

Hal tersebut berisiko terhadap terjadinya kelelahan, dehidrasi, terganggunya daya tahan dan keseimbangan elektrolit, serta aminorea atau berhentinya menstruasi pada wanita.

Dijelaskan bahwa menurunkan berat badan yang dianjurkan adalah 0,5-1 kilogram setiap minggu secara bertahap dengan pembatasan energi lebih kurang 500 kkal setiap hari.

Baca juga: Tabel Berat Badan yang Disarankan untuk Pria Menurut Kemenkes


Ketahui cara menghitung berat badan ideal

Diberitakan Kompas.com, 6 Maret 2022, mengetahui berat badan ideal dapat dilakukan dengan cara indeks massa tubuh (IMT).

IMT adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang yang didapatkan dari perbandingan berat dan tinggi badan.

Cara menghitung IMT dapat dilakukan dengan cara sederhana dan tanpa bantuan alat khusus.

Baca juga: Apakah Makan secara Perlahan-lahan Bisa Menurunkan Berat Badan?

Menghitung indeks massa tubuh ideal

Dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital Jakarta Selatan Inge Permadhi memaparkan cara untuk menghitung indeks massa tubuh.

Cara menghitungnya adalah berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan ukuran meter kemudian dikuadratkan.

"Misal berat badannya 85 tingginya 160 jadi 85 dibagi 1,6 dibagi sekali lagi 1,6," kata Inge.

Menurutnya, berat badan normal (ideal), nilai dari pembagian berat badan dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat itu sama dengan 18,5 sampai 22,9.

Baca juga: Jenis Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan Menurut Sains

Berikut adalah daftar indeks masa tubuh:

  • Kurang dari 18,5: berat badan kurang
  • 18,5 sampai 22,9: berat badan normal
  • 23 sampai 24,9 disebut dengan over weight
  • 25 sampai 29,9 disebut dengan OB (obesitas) 1
  • 30 sampai 39,9 disebut dengan OB2
  • Lebih dari 40 disebut dengan obesity morbid atau obesitas ekstrem.

Baca juga: 7 Manfaat Bunga Telang, Turunkan Berat Badan hingga Kontrol Gula Darah

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 14 Makanan untuk Turunkan Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Tren
Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tren
Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Tren
Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

Tren
Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com