Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangani Gigitan Ular Kobra, Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 25/10/2022, 16:05 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang warga Trenggalek Jawa Timur, Imam Rokhani (49) tewas usai digigit dua ular king kobra miliknya.

Kedua ular king kobra tersebut diketahui telah dipeliharanya selama bertahun-tahun.

Ketua Satpol PPK Trenggalek Triadi Atmono mengatakan, korban mendapat gigitan ular saat mengganti air minum di kandang.

“Jadi sekitar pukul 03.00 WIB, Minggu (23/10/2022) dini hari, pemilik bernama Imam Rokhani hendak mengganti air minum ular tersebut. Ketika memasukkan tangannya ke dalam kandang ular tersebut, tangan korban digigit,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (24/10/2022)

Imam sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedomo, Trenggalek namun akhirnya meninggal dunia.

Baca juga: Teror Ular Kobra di Beberapa Daerah, Seberapa Bahaya Bisanya?

Belajar dari adanya kasus gigitan ular kobra, lantas apa yang harus dilakukan jika digigit ular berbisa?

Yang harus dilakukan jika digigit ular

Perawat satwa reptil Eka Siwi menjelaskan, pertolongan pertama jika digigit ular kobra adalah dengan melakukan pembidaian. Hal itu dilakukan guna meminimalisir pergerakan.

Jika bagian tubuh yang digigit jari, perlu pembidaian dari ujung jari hingga bahu.

"Dibidai seperti orang patah tulang. Gunakan papan atau kayu untuk membidai dari ujung jari hingga bahu, kemudian ikat dengan tali. (Hal ini dilakukan) agar menjaga tangan tidak bergerak. Tidak boleh ada gerakan sama sekali," kata Eka, dikutip dari Kompas.com, (6/1/2022).

Baca juga: Cara Menangani Ular yang Sering Masuk Permukiman Saat Banjir


Sementara itu, teknik pencegahan infeksi agar bisa ular tidak menyebar yakni dengan melakukan imobilisasi.

"Bisa ular akan cepat menyebar jika bagian tubuh yang digigit banyak bergerak. Pastikan juga posisi tangan tidak melebihi posisi jantung, dan pastikan korban tidak terlalu panik agar penyebaran bisa tidak cepat," lanjutnya.

Eka menambahkan, metode lampau dengan menghisap bekas gigitan ular, menyobek, dan mengikat di sekitar area bebas gigitan seharusnya tidak dilakukan.

"Terkadang kalau sedang sikat gigi, gusi mungkin akan berdarah (dan ada luka terbuka di gusi). Jika menghisap bisa kobra ke dalam mulut, itu sama saja seperti kita memindahkan bisa kobra dari korban ke mulut kita," katanya lagi.

Sementara untuk teknik menyobek luka gigitan, hal tersebut justru kian membuat parah luka dan menyebabkan infeksi. Menurut Eka, akibat infeksi itu adalah luka yang sulit disembuhkan.

Baca juga: Mengenali Ciri Ular Berbisa dan Langkah Penanganan Gigitan Ular yang Tepat

Prinsip pertama yakni imobilisasi

Penanganan gigitan ular berbisa kini telah memiliki cara baru yang lebih aman dan efektif yakni dengan melakukan bidai pada anggota tubuh yang terluka, Museum Komodo dan Taman Reptil, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (4/1/2020).kompas.com / Nabilla Ramadhian Penanganan gigitan ular berbisa kini telah memiliki cara baru yang lebih aman dan efektif yakni dengan melakukan bidai pada anggota tubuh yang terluka, Museum Komodo dan Taman Reptil, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (4/1/2020).

Halaman:

Terkini Lainnya

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com