Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Monkeypox atau Penyakit Cacar Monyet Menurut WHO

Kompas.com - 23/05/2022, 10:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan adanya temuan wabah penyakit bernama monkeypox atau cacar monyet.

Penyakit cacar monyet dilaporkan sudah menyebar ke berbagai negara di Eropa dan Amerika.

Dikutip dari laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit langka yang disebabkan virus monkeypox, bagian dari genus Orthopoxvirus.

Baca juga: Update Kasus Konfirmasi Cacar Monyet, Tersebar di 14 Negara, Mana Saja?

Cacar monyet merupakan zoonosis, yakni penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia.

Meski disebut cacar monyet, virus ini tidak benar-benar berasal dari monyet maupun primata lain. Disebut "cacar monyet", karena virus ini pertama kali ditemukan pada monyet yang dipelihara untuk kepentingan penelitian pada 1958.

Gejala cacar monyet atau monkeypox

Orang-orang yang terinfeksi cacar monyet akan menunjukkan kondisi kulit yang penuh dengan ruam-ruam akut.

Selain itu, gejala lain yang muncul meliputi:

  1. Sakit kepala
  2. Demam tinggi di atas 48,5°c
  3. Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)
  4. Mialgia (nyeri otot dan tubuh)
  5. Sakit punggung
  6. Asthenia (sangat lemah). 

Dalam laman resmi WHO, kedua belas negara tersebut adalah sebagai berikut:

1. Australia
2. Belgia
3. Kanada
4. Perancis
5. Jerman
6. Italia
7. Belanda
8. Portugal
9. Spanyol
10. Swedia
11. Inggris
12. Amerika Serikat

Dari keduabelas negara itu, 92 kasus telah terkonfirmasi dan 28 masih berstatus dugaan.

WHO mengatakan negara-negara yang melaporkan kasus cacar monyet itu bukanlah negara endemik wabah yang disebabkan oleh virus monkeypox itu.

Sejumlah negara endemik virus cacar monyet di antaranya Benin, Kamerun, Afrika Tengah, Kongo, Gabon, Ghana, Ibory Coast, Liberia, Nigeria, Sierra Leone, dan Sudan Selatan.

Penelitian epidemiologis saat ini masih terus dilakukan untuk mengetahui mengapa hal ini bisa terjadi. 

Baca juga: Bagaimana Mencegah Penularan Cacar Monyet?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com