KOMPAS.com - Sebuah laboratorium di Sydney, Australia memberitahu ratusan orang bahwa hasil tes mereka negatif Covid-19.
Padahal, ratusan warga tersebut dinyatakan positif Covid-19, di tengah melonjaknya infeksi di Sydney.
Melansir BBC, kesalahan yang terjadi selama periode Natal itu disebabkan oleh sistem pemrosesan data yang eror.
Dalam sebuah pernyataan, Laboratorium SydPath meminta maaf dan mengakui kesalahan yang berdampak pada hasil tes 886 orang.
Awalnya, laboratorium itu mengakui adanya keliruan hasil tes Covid-19 dari 400 orang.
Kesalahan bertambah ketika SydPath kemudian mengungkapkan bahwa ratusan lainnya diberitahu lebih dulu bahwa mereka telah dites negatif, ketika hasilnya belum ditentukan.
Baca juga: Viral, Foto Dokumen Dukcapil Susi Pudjiastuti Jadi Bungkus Gorengan
Dalam pernyataan terbarunya, SydPath mengatakan telah pindah dari sistem otomatis ke manual untuk menangani beban kerja yang meningkat.
"Sayangnya, kesalahan pemrosesan data sederhana menyebabkan hasil tes yang salah dirilis," kata SydPath dalam pernyataannya.
Menurut SydPath, mereka telah beralih kembali ke sistem otomatisnya dan mengurangi jumlah swab Covid yang akan diproses untuk menjaga kualitas pengujian.
Salah satu penduduk Sydney bernama Stephanie Colonna termasuk yang terkena dampak hasil tes palsu itu.
"Itulah yang membuat saya takut dan khawatir. Jika keluarga positif, saya yang harus disalahkan karena saya telah menginfeksi mereka sekarang," kata dia.
Baca juga: Video Viral Satpam Tersambar Petir, Ini Penyebabnya Menurut Ahli
Menurut Australian Broadcasting Corporation, Menteri Kesehatan NSW Brad Hazzard mengatakan, kondisi itu terjadi karena laboratorium patologi telah "habis".
Layanan pengujian di NSW telah berjuang dengan permintaan yang tinggi.
Banyak warga melaporkan ditolak klinik karena kapasitas sudah penuh. Sementara, yang lain mengeluh menunggu lama untuk hasil tes.
Mengutip Reuters, secara nasional, pada Selasa (28/12/2021), Australia mencatat rekor lonjakan kasus Covid-19.
Meningkatnya jumlah kasus juga menyebabkan isolasi mandiri wajib bagi ribuan pekerja di sektor perhotelan, hiburan, dan maskapai penerbangan.
Hal ini menyebabkan pertunjukan teater dibatalkan, restoran ditutup, dan penerbangan ditunda.
Dengan adanya lonjakan kasus ini, para pemimpin negara bagian mewajibkan kembali masker dan check-in menggunakan QR code di tempat-tempat umum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.