Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Jadi Presidensi G20, Ini Tantangan dan Keuntungannya

Kompas.com - 01/11/2021, 20:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia akan menjadi Presidensi G20 untuk pertama kali 2022 mendatang.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi secara simbolis menyerahkan palu kepada Presiden Joko Widodo yang kemudian mengetukkannya.

Secara resmi, Indonesia akan menjadi Presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022, dengan mengangkat tema utama "Recover Together, Recover Stronger".

Presidensi G20 ditetapkan secara konsensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya.

Lantas, apa saja tantangan dan keuntungannya?

Baca juga: Selain Indonesia, Ini 4 Negara Asia yang Pernah Jadi Presidensi G20

Tantangan

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, momentum Presidensi G20 perlu dioptimalkan, agar posisi Indonesia dalam kerja sama perdagangan dan investasi bisa lebih memiliki daya tarik.

"Begitu juga dengan perencanaan kebijakan global paska pandemi, Indonesia harusnya sudah siapkan beberapa proposal terobosan," kata Bhima kepada Kompas.com, Senin (1/11/2021).

Dalam konteks pascapandemi Covid-19, Bhima menyebut banyak negara ingin melakukan perombakan ulang mekanisme fiskal dan moneter.

Misalnya, soal dampak normalisasi kebijakan moneter di negara maju, agar tidak sampai menimbulkan gejolak besar seperti taper tantrum 2013.

Indonesia bisa beri rekomendasi yang taktis agar efek normalisasi tidak rugikan ekonomi negara berkembang.

"Besar harapan dari main event maupun side event muncul ide besar bagi kerjasama perdagangan dengan basis digital yang adil antar negara G20," jelas dia.

"Sejauh ini topik yang menguat adalah adanya pola perdagangan antar negara yang tidak adil, misalnya keberadaan ecommerce justru membuat banjir impor atau eksploitasi berlebihan terhadap pekerja kurir," sambungnya.

Menurut dia, isu tersebut perlu diangkat. Untuk itu, sebagai Presidensi G20, Indonesia perlu menyiapkan proposal yang solid.

Baca juga: Indonesia Akan Menjadi Presidensi G20, Apa Itu?


Keuntungan sebagai presidensi G20

Bhima menjelaskan, ada banyak keuntungan yang bisa diambil dari momentum Presidensi G20 ini, seperti membangkitkan ekonomi nasional pasca-pandemi.

Asalkan, Indonesia bisa memanfaatkan side event untuk tawaran kerja sama perdagangan dan investasi.

"Tentu yang menarik pada presidensi Argentina tahun 2018, Trump dan Xi Jinping bertemu sambil makan malam membahas penundaan tarif saat perang dagang berlangsung," ujar dia.

"Jika Indonesia bisa melakukan hal yg sama misalnya deal investasi besar dari negara G20 muncul saat side event maka ini momentum," tambah Bhima.

Bhima menyebutkan, side event kadang memberikan dampak langsung dan kongkrit dibandingkan komitmen dalam main event di G20.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com