Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penampar Presiden Perancis Emmanuel Macron Dihukum 4 Bulan Penjara

Kompas.com - 13/06/2021, 07:15 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron mengalami insiden tidak menyenangkan saat melakukan tur nasional ke wilayah Drome, Tenggara Perancis, Selasa (8/6/2021). Macron yang ketika itu hendak menyalami salah seorang pria malah disambut oleh sebuah tamparan.

Video rekaman kejadian tersebut kemudian menyebar di media sosial. Insiden ini langsung menjadi sorotan mengingat Macron bukanlah pejabat biasa melainkan seorang presiden.

Baca juga: VIDEO: Presiden Perancis Ditampar Orang Saat Tur Nasional

Belakangan diketahui pria yang menampar Macron bernama Damien Tarel (28). Sejak insiden penamparan pada Selasa lalu, Tarel sudah ditahan oleh pihak berwenang. 

Atas tindakannya tersebut, Pengadilan Perancis pada Kamis (10/6/2021) menjatuhkan hukuman empat bulan penjara, Tarel. Dalam pernyataannya, ia mengaku kesal dengan penampilan Macron yang ia sebut ramah tapi pendusta.

Baca juga: Penampar Presiden Perancis Mengaku Beraksi karena Jijik Melihat Wajahnya

 

Tarel dijatuhi hukuman 18 bulan penjara namun 14 bulannya ditangguhkan, akibat menampar Macron pada Selasa (8/6/2021) lalu.

Jaksa di persidangan menyebut aksi penamparan itu tidak bisa diterima dan termasuk tindak kekerasan yang disengaja.

Kantor berita AFP melaporkan, dalam putusannya pengadilan mengikuti rekomendasi jaksa untuk hukuman 18 bulan, tetapi kemudian berkata pelaku hanya dipenjara 4 bulan setelah sidang jalur cepat.

Tarel sebelumnya terancam hukuman penjara maksimal tiga tahun dan denda 45.000 euro (Rp 780,5 juta). Melansir AFP pada Kamis (10/6/2021), dakwaan menyerang tokoh masyarakat memiliki hukuman maksimal 3 tahun penjara dan denda 45.000 euro (Rp 780,3 juta).

Baca juga: Tak Hanya Ditampar, Macron Juga Sering Alami Insiden Memalukan Lainnya

Dalam putusannya, pengadilan juga memerintahkan Tarel, yang tidak pernah dihukum sebelumnya, untuk mencari pekerjaan atau program pelatihan kerja, serta melarangnya membawa senjata apa pun selama lima tahun.

Sosok Damien Tarel

Rekan-rekan Damien menggambarkan kepribadian pria yang belum memiliki pekerjaan tetap ini cenderung pemalu dan pendiam di kehidupan sehari-harinya.

Namun kepada penyidik, Tarel mengungkapkan bahwa dirinya adalah simpatisan dari gerakan unjuk rasa anti-pemerintah atau yang disebut "rompi kuning".

Tarel diketahui juga memiliki orientasi politik cenderung ke kanan atau kanan jauh, tanpa memiliki afiliasi partai politik. Warga desa Saint-Villier ini sangat menyukai sejarah abad pertengahan dan seni bela diri. Ia meneriakkan slogan royalis lama saat menampar Presiden Perancis tersebut.

Baca juga: Sosok Damien Tarel, Pria yang Tampar Presiden Perancis Emmanuel Macron

Seorang rekan Tarel yang bernama Arthur C, turut ditangkap bersamaan dengan aksi penamparan tersebut. Ia diketahui merekam insiden memalukan itu. Namun, jaksa mengatakan bahwa Arthur tidak akan didakwa atas insiden tersebut.

Macron mengabaikan serangan tiba-tiba itu, dan ia bersumpah untuk terus bertemu para pemilih, meskipun ada kekhawatiran terhadap keamanan pribadinya.

Para pemimpin di seluruh spektrum politik telah menunjukkan satu suara yang langka dalam mengutuk insiden Presiden Perancis ditampar itu.

Baca juga: Riwayat Kontroversi Macron: Dari Hina Agama sampai Lindungi Pemerkosa

Banyak yang melihatnya sebagai gejala dari iklim politik yang keras dan penurunan dari kualitas debat publik. Sementara, Perancis beberapa pekan lagi akan menyelenggarakan pemilihan daerah dan kurang 10 bulan lagi akan melangsungkan pemilihan presiden.

Macron (43 tahun) yang peringkat pribadinya telah meningkat baru-baru ini, diperkirakan akan mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun depan.

Jajak pendapat menunjukkan dia memegang keunggulan tipis atas saingan utamanya dari pemimpin sayap kanan, Marine Le Pen.

(Penulis: Aditya Jaya Iswara | Editor: Aditya Jaya Iswara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com