Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penampar Presiden Perancis Emmanuel Macron Dihukum 4 Bulan Penjara

Video rekaman kejadian tersebut kemudian menyebar di media sosial. Insiden ini langsung menjadi sorotan mengingat Macron bukanlah pejabat biasa melainkan seorang presiden.

Belakangan diketahui pria yang menampar Macron bernama Damien Tarel (28). Sejak insiden penamparan pada Selasa lalu, Tarel sudah ditahan oleh pihak berwenang. 

Atas tindakannya tersebut, Pengadilan Perancis pada Kamis (10/6/2021) menjatuhkan hukuman empat bulan penjara, Tarel. Dalam pernyataannya, ia mengaku kesal dengan penampilan Macron yang ia sebut ramah tapi pendusta.

Tarel dijatuhi hukuman 18 bulan penjara namun 14 bulannya ditangguhkan, akibat menampar Macron pada Selasa (8/6/2021) lalu.

Jaksa di persidangan menyebut aksi penamparan itu tidak bisa diterima dan termasuk tindak kekerasan yang disengaja.

Kantor berita AFP melaporkan, dalam putusannya pengadilan mengikuti rekomendasi jaksa untuk hukuman 18 bulan, tetapi kemudian berkata pelaku hanya dipenjara 4 bulan setelah sidang jalur cepat.

Tarel sebelumnya terancam hukuman penjara maksimal tiga tahun dan denda 45.000 euro (Rp 780,5 juta). Melansir AFP pada Kamis (10/6/2021), dakwaan menyerang tokoh masyarakat memiliki hukuman maksimal 3 tahun penjara dan denda 45.000 euro (Rp 780,3 juta).

Dalam putusannya, pengadilan juga memerintahkan Tarel, yang tidak pernah dihukum sebelumnya, untuk mencari pekerjaan atau program pelatihan kerja, serta melarangnya membawa senjata apa pun selama lima tahun.

Sosok Damien Tarel

Rekan-rekan Damien menggambarkan kepribadian pria yang belum memiliki pekerjaan tetap ini cenderung pemalu dan pendiam di kehidupan sehari-harinya.

Namun kepada penyidik, Tarel mengungkapkan bahwa dirinya adalah simpatisan dari gerakan unjuk rasa anti-pemerintah atau yang disebut "rompi kuning".

Tarel diketahui juga memiliki orientasi politik cenderung ke kanan atau kanan jauh, tanpa memiliki afiliasi partai politik. Warga desa Saint-Villier ini sangat menyukai sejarah abad pertengahan dan seni bela diri. Ia meneriakkan slogan royalis lama saat menampar Presiden Perancis tersebut.

Seorang rekan Tarel yang bernama Arthur C, turut ditangkap bersamaan dengan aksi penamparan tersebut. Ia diketahui merekam insiden memalukan itu. Namun, jaksa mengatakan bahwa Arthur tidak akan didakwa atas insiden tersebut.

Macron mengabaikan serangan tiba-tiba itu, dan ia bersumpah untuk terus bertemu para pemilih, meskipun ada kekhawatiran terhadap keamanan pribadinya.

Para pemimpin di seluruh spektrum politik telah menunjukkan satu suara yang langka dalam mengutuk insiden Presiden Perancis ditampar itu.

Banyak yang melihatnya sebagai gejala dari iklim politik yang keras dan penurunan dari kualitas debat publik. Sementara, Perancis beberapa pekan lagi akan menyelenggarakan pemilihan daerah dan kurang 10 bulan lagi akan melangsungkan pemilihan presiden.

Macron (43 tahun) yang peringkat pribadinya telah meningkat baru-baru ini, diperkirakan akan mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun depan.

Jajak pendapat menunjukkan dia memegang keunggulan tipis atas saingan utamanya dari pemimpin sayap kanan, Marine Le Pen.

(Penulis: Aditya Jaya Iswara | Editor: Aditya Jaya Iswara)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/06/13/071500565/penampar-presiden-perancis-emmanuel-macron-dihukum-4-bulan-penjara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke