Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diklaim Efektivitasnya Tinggi, Vaksin Corona Pfizer dan Moderna Tetap Miliki Efek Samping

Kompas.com - 18/11/2020, 18:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan, peneliti, dan ahli di dunia saat ini tengah berkolaborasi dalam upaya menciptakan vaksin untuk virus corona.

Banyak dari produk-produk mereka yang sudah memasuki tahap akhir pengujian, yaitu uji klinis fase 3.

Dari sekian produk yang tengah ada di fase 3, dua di antaranya sudah mengklaim calon vaksin yang mereka kembangkan memiliki efektivitas yang tinggi.

Pertama adalah vaksin yang diproduksi Pfizer (AS) yang diklaim 90 persen efektif. Yang kedua, vaksin dari Moderna (AS) dengan tingkat efektivitas yang lebih tinggi, yakni 94,5 persen.

Meski efektivitasnya sudah mendekati 100 persen, namun ternyata dua kandidat vaksin Covid-19 ini tetap memiliki efek samping.

Efek samping-efek samping ini diketahui dari pemantauan yang dilakukan pada para relawan sesaat setelah mereka disuntikkan produk vaksin dalam proses uji klinis.

Baca juga: Moderna Umumkan Vaksin Corona Miliknya 94,5 Persen Efektif

Lalu, apa saja efek samping yang bisa muncul dari dua calon vaksin tersebut?

Moderna

Mengutip Business Insider, Selasa (17/11/2020), calon vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, ini disebut memiliki sejumlah efek samping bagi penggunanya.

Vaksin ini disuntikkan sebanyak dua kali pada setiap relawan, antara suntikan pertama dan kedua berjarak 28 hari. Kebanyakan efek samping muncul setelah pemberian vaksin yang kedua.

Setelah suntikan pertama, keluhan yang banyak (2,7 persen dari total relawan) dilaporkan adalah adanya rasa sakit di lokasi suntikan.

Sementara setelah pemberian dosis yang kedua, efek samping yang dilaporkan cenderung lebih bervariasi sebagaimana daftar berikut ini:

- letih (9,7 persen partisipan)
- sakit otot (8,9 persen partisipan)
- sakit persendian (5,2 persen partisipan)
- sakit kepala (4,5 persen partisipan)
- nyeri di lokasi suntikan (4,1 persen partisipan)
- muncul kemerahan di sekitar lokasi suntikan (2 persen)

Namun, perusahaan menyebut efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan-sedang dan tidak berlangsung lama, sehingga masih bisa ditoleransi.

Salah satu relawan yang merupakan epidemiolog dan ahli penyakit menular, Lisa Fitzpatrick mengaku sempat mengalami nyeri dan sakit di bagian lengan. Ia juga merasa letih. Namun hal tersebut kemudian membaik dalam waktu kurang lebih 12 jam.

Dalam penuturannya, Fitzpartick juga menggarisbawahi, tidak tahu apakah mendapat dosis vaksin ketika dilakukan penyuntikan, atau plasebo yang menjadi alat kontrol uji.

Baca juga: Moderna Umumkan Vaksin Corona Miliknya 94,5 Persen Efektif

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com