Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diklaim Efektivitasnya Tinggi, Vaksin Corona Pfizer dan Moderna Tetap Miliki Efek Samping

KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan, peneliti, dan ahli di dunia saat ini tengah berkolaborasi dalam upaya menciptakan vaksin untuk virus corona.

Banyak dari produk-produk mereka yang sudah memasuki tahap akhir pengujian, yaitu uji klinis fase 3.

Dari sekian produk yang tengah ada di fase 3, dua di antaranya sudah mengklaim calon vaksin yang mereka kembangkan memiliki efektivitas yang tinggi.

Pertama adalah vaksin yang diproduksi Pfizer (AS) yang diklaim 90 persen efektif. Yang kedua, vaksin dari Moderna (AS) dengan tingkat efektivitas yang lebih tinggi, yakni 94,5 persen.

Meski efektivitasnya sudah mendekati 100 persen, namun ternyata dua kandidat vaksin Covid-19 ini tetap memiliki efek samping.

Efek samping-efek samping ini diketahui dari pemantauan yang dilakukan pada para relawan sesaat setelah mereka disuntikkan produk vaksin dalam proses uji klinis.

Lalu, apa saja efek samping yang bisa muncul dari dua calon vaksin tersebut?

Moderna

Mengutip Business Insider, Selasa (17/11/2020), calon vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, ini disebut memiliki sejumlah efek samping bagi penggunanya.

Vaksin ini disuntikkan sebanyak dua kali pada setiap relawan, antara suntikan pertama dan kedua berjarak 28 hari. Kebanyakan efek samping muncul setelah pemberian vaksin yang kedua.

Setelah suntikan pertama, keluhan yang banyak (2,7 persen dari total relawan) dilaporkan adalah adanya rasa sakit di lokasi suntikan.

Sementara setelah pemberian dosis yang kedua, efek samping yang dilaporkan cenderung lebih bervariasi sebagaimana daftar berikut ini:

- letih (9,7 persen partisipan)
- sakit otot (8,9 persen partisipan)
- sakit persendian (5,2 persen partisipan)
- sakit kepala (4,5 persen partisipan)
- nyeri di lokasi suntikan (4,1 persen partisipan)
- muncul kemerahan di sekitar lokasi suntikan (2 persen)

Namun, perusahaan menyebut efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan-sedang dan tidak berlangsung lama, sehingga masih bisa ditoleransi.

Salah satu relawan yang merupakan epidemiolog dan ahli penyakit menular, Lisa Fitzpatrick mengaku sempat mengalami nyeri dan sakit di bagian lengan. Ia juga merasa letih. Namun hal tersebut kemudian membaik dalam waktu kurang lebih 12 jam.

Dalam penuturannya, Fitzpartick juga menggarisbawahi, tidak tahu apakah mendapat dosis vaksin ketika dilakukan penyuntikan, atau plasebo yang menjadi alat kontrol uji.

Pfizer

Profesor di Fakultas Kedokteran University of Anglia, Paul Hunter, menyebut vaksin yang dikembangkan Pfizer memiliki sejumlah efek samping seperti sakit pada bagian lengan dan demam.

Namun, Hunter menyebut efek samping itu biasa terjadi pada proses vaksinasi, diberitakan The Guardian pada Selasa (10/11/2020).

Sementara, dilansir Reuters, perusahaan yang berkolaborasi dengan BioNTech Jerman ini menyebutkan ada sederet efek samping yang dialami para relawannya selepas menerima suntikan.

Hal itu disampaikan perusahaan dalam presentasi di hadapan para investor.

Menurut mereka, dari laporan yang masuk, sebagian relawan menyebut mengalami sejumlah efek samping mulai dari ringan hingga sedang setelah menerima suntikan, entah berisi vaksin dari Pfizer atau plasebo.

Efek samping itu berupa kelelahan, sakit kepala, panas dingin, dan sakit otot. Sebagian partisipan yang lain juga mengalami demam, termasuk demam tinggi.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/18/180300765/diklaim-efektivitasnya-tinggi-vaksin-corona-pfizer-dan-moderna-tetap-miliki

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke