Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Wilayah Bersiap Kemungkinan Kerusuhan Pasca Hasil Pemilu AS

Kompas.com - 05/11/2020, 07:00 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah wilayah mempersiapkan kemungkinan kerusuhan sipil yang dapat terjadi setelah hasil pemilu AS dikeluarkan. 

Seperti diketahui, Amerika Serikat mengadakan pesta demokrasi empat tahunan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, Selasa (3/11/2020) waktu setempat

Pada pemilihan kali ini, ada dua calon presiden yang bertarung, yaitu petahana Donald Trump yang mewakili Partai Republik dan Joe Biden yang mewakili Partai Demokrat.

Ada banyak kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi pasca pemillihan umum Amerika Serikat ini.

Sebagai informasi, sebelumnya berbagai kerusuhan dan protes sendiri telah muncul di AS sejak 31 Mei 2020, yaitu setelah kematian George Floyd.

Target terbesar dalam protes-protes mengecam kematian George Floyd ini adalah bisnis dan tempat-tempat perbelanjaan.

Baca juga: Update Pemilu AS: Wilayah-wilayah yang Diamankan Biden dan Trump

Imbauan

Melansir Arab News, Selasa (3/11/2020), Walikota Chicago Lori Lightfoot mengatakan, wilayahnya telah mempersiapkan kerusuhan yang mungkin terjadi.

"Kami tahu bahwa tingkat ketegangan akan semakin tinggi dan saya mendorong masyarakat  untuk menyalurkan emosi pada hal-hal yang lebih positif," kata Lori.

Sebagaimana wilayah-wilayah di sebagian kota-kota besar, pinggiran kota Chicago juga mempersiapkan kemungkinan kerusuhan, termasuk di Orland Park, di mana polisi memasang barikade untuk menghalagi akses.

Petugas tetap membuka akses untuk pusat perbelanjaan di Orland Park pada Selasa (3/11/2020). Akan tetapi, berencana untuk mengunci pintu masuk yang tersisa setelah voting selesai. Pusat perbelanjaan juga ditutup pada malam harinya.

Pihak berwenang di AS mengeluarkan peringatan tentang potensi kekerasan yang mungkin muncul tersebut. 

Rencana penguncian juga akan dilakukan di area Gedung Putih dengan 250 penjaga yang bekerja sama dengan polisi lokal.

Baca juga: Tidak Menang dengan Suara Terbanyak, Bagaimana Memenangi Pemilu AS?

Penyebab munculnya kekhawatiran

Kebanyakan ketakutan yang muncul dipicu oleh banyaknya unggahan provokatif di media sosial yang tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya. 

Berdasarkan polling yang dirilis minggu ini oleh USA Today dan Suffolk University, 75 persen warga Amerika Serikat khawatir dengan kerusuhan pasca pemilihan umum.

Polling oleh YouGov juga menunjukkan bahwa 56 persen warga Amerika khawatir akan melihat peningkatan kekerasan sebagai dampak dari hasil pemilihan umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com