KOMPAS.com - Hari ini 19 tahun yang lalu, deretan aksi serangan teror terjadi di Amerika Serikat pada 11 September 2001.
Pada Selasa (11/9/2001) sekitar pukul 09.00 waktu setempat (pukul 20.00 WIB), saat semuanya masih terasa lengang dan denyut kehidupan baru dimulai, tiba-tiba sebuah pesawat menabrak menara World Trade Center (WTC) New York.
Tabrakan itu meninggalkan sebuah lubang cukup besar di antara lantai 80 dan 85 bangunan berlantau 110 tersebut.
Baca juga: Ketika Amerika Serikat Kewalahan Hadapi Serangan Virus Corona
Kejutan belum selesai, 18 menit kemudian, pesawat kedua menabrak gedung menjulang tinggi kembarannya. Hanya dalam selang waktu satu-dua jam, pusat finansial AS itu runtuh.
Struktur baja gedung pencakar langit yang dirancang untuk menahan angin lebih dari 200 mph dan api besar, tidak mampu menahan panas luar biasa akibat bahan bakar jet yang terbakar.
Hampir 3.000 orang tewas dalam aksi serangan di WTC ini, termasuk di antaranya petugas pemadam kebakaran dan polisi Kota New York.
Baca juga: 5 Fakta Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung
Ketika jutaan orang tengah menyaksikan perisitiwa memilukan di WTC, sebuah pesawat jumbo American Airlines Flight 77 juga menabrak Gedung Departemen Pertahanan AS Pentagon di luar Washington pada pukul 09.45 waktu setempat.
Bahan bakar jet dari pesawat itu menyebabkan kebakaran dahsyat hingga meruntuhkan sebagian struktur dari bangunan beton raksasa.
Secara keseluruhan, 125 personel militer dan warga sipil tewas di Pentagon bersama dengan 64 orang di pesawat tersebut, dikutip dari History.
Baca juga: Menilik Bagaimana CDC Menentukan Tingkat Risiko Kesehatan untuk Peringatan Perjalanan Warga AS
Teror di Amerika Serikat belum berhenti. Satu pesawat United Airlines nomor 93, jenis Boeing 757 dengan 45 penumpang, dengan rute Newark (New Jersey) ke San Francisco jatuh sekitar 80 mil (130 kilometer) tenggara Pittsburgh.
Pesawat tersebut telah dibajak 40 menit setekah lepas landas.
Para penumpang juga telah mengetahui insiden yang terjadi di New York dan Washington saat pesawat mengalami delay.
Baca juga: Emirates Berencana PHK 30.000 Karyawannya akibat Virus Corona
Mengetahui bahwa pesawat tidak kembali ke bandara seperti yang diklaim para pembajak, sekelompok penumpang dan pramugari merencanakan pemberontakan.
Para penumpang melawan keempat pembajak dan diduga menyerang kokpit dengan alat pemadam kebakaran.
Pesawat itu kemudian terbalik dan melesat ke tanah dengan kecepatan lebih dari 500 mil per jam
Baca juga: Viral, Video Batu Hitam Disebut Meteor Jatuh dari Langit hingga Timpa Rumah Warga