Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Amerika Serikat 'Kewalahan' Hadapi Serangan Virus Corona

Kompas.com - 13/03/2020, 20:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Dampak dari wabah virus corona yang saat ini sudah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi, memukul sejumlah negara tak terkecuali Amerika Serikat.

Negara adidaya itu juga kewalahan mengatasi virus yang menyebar dari Wuha, China itu.

Banyak tempat dan organisasi penting di negara itu yang terganggu operasionalnya karena wabah virus corona.

Sebut saja tempat hiburan Disneyland di California dan Disney World di Florida, kemudian Mahkamah Agung, Wall Street, sekolah, kampus hingga Stadion Dodgers di Los Angeles.

Penutupan tempat-tempat tersebut tentu banyak berpengaruh pada kegiatan perekonomian AS.

Baca juga: Lockdown Italia, Ini Imbauan Kemenlu untuk WNI dan Kontak yang Bisa Dihubungi

Denyut perekonomian Amerika Serikat seolah ada di titik terendah saat ini. Banyak kegiatan bisnis yang lumpuh akibat persebaran virus corona. 

Sebelum ini, penutupan dan pembatalan besar-besaran semacam ini belum pernah terjadi. Ini menunjukkan kekhawatiran yang tinggi terhadap persebaran virus yang bisa dengan cepat menular dari satu orang ke orang lainnya ini.

Penutupan dan penghentian berbagai tempat juga aktivitas pun belum bisa dipastikan hingga kapan.

1.700 kasus di AS

Hingga saat ini berdasarkan Cases by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Johns Hopkins University (JHU), jumlah infeksi di AS sudah melebihi angka 1.700. Sementara angka kematian sudah mencapai 40 pasien.

Salah satu senator negara bagian Washington, aktor Hollywood Tom Hank, dan dua atlet NBA dari club Utah Jazz, Rudy Gobert dan Donovan Mtchell, saat ini sudah terkonfirmasi terinfeksi Covid-19.

Kasus infeksi ini bisa saja terus meningkat dan tak terkendali jika Pemerintah masih membuka peluang untuk diadakannya pertemuan yang melibatkan kerumuman besar.

Saat ini sudah banyak negara bagian di AS yang mendeklarasikan status darurat untuk kasus corona ini, misalnya California, New York, Washington, dan lain-lain.

Meskipun begitu, pemerintah masih terus berupaya menyeimbangkan kebutuhan untuk melindungi masyarakat tanpa melumpuhkan kegiatan ekonomi.

Baca juga: Aktor Italia Terjebak 24 Jam Bersama Jenazah Saudara Perempuanya yang Terinfeksi Corona

Larangan terbang 26 negara Eropa

Larangan terbang dari 26 negara Uni Eropa pun baru-baru ini dikeluarkan oleh Presiden Donald Trump untuk meminimalisir potensi perluasan penularan di AS.

Seorang konsultan perjalanan, Gabriella Ribeiro menyebut kepanikan yang terjadi pada para pelancong saat ini melebihi kepanikan yang ada saat dunia menghadapi virus SARS atau Ebola sebelumnya.

"Kami menyebutnya dengan istilah 'C'. Kami sudah pernah mengalami Ebola dan SARS, tetapi saua belum pernah melihat kepanikan di antara pelancong terjadi pasca kejadian 9/11," ujar dia, dikutip dari Reuters (12/3/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com