Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 19 Tahun Serangan 11 September di AS...

Kompas.com - 11/09/2020, 09:32 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Hari ini 19 tahun yang lalu, deretan aksi serangan teror terjadi di Amerika Serikat pada 11 September 2001.

Pada Selasa (11/9/2001) sekitar pukul 09.00 waktu setempat (pukul 20.00 WIB), saat semuanya masih terasa lengang dan denyut kehidupan baru dimulai, tiba-tiba sebuah pesawat menabrak menara World Trade Center (WTC) New York.

Tabrakan itu meninggalkan sebuah lubang cukup besar di antara lantai 80 dan 85 bangunan berlantau 110 tersebut.

Baca juga: Ketika Amerika Serikat Kewalahan Hadapi Serangan Virus Corona

Kejutan belum selesai, 18 menit kemudian, pesawat kedua menabrak gedung menjulang tinggi kembarannya. Hanya dalam selang waktu satu-dua jam, pusat finansial AS itu runtuh.

Struktur baja gedung pencakar langit yang dirancang untuk menahan angin lebih dari 200 mph dan api besar, tidak mampu menahan panas luar biasa akibat bahan bakar jet yang terbakar.

Hampir 3.000 orang tewas dalam aksi serangan di WTC ini, termasuk di antaranya petugas pemadam kebakaran dan polisi Kota New York.

Baca juga: 5 Fakta Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung

Kebakaran dahsyat

Ketika jutaan orang tengah menyaksikan perisitiwa memilukan di WTC, sebuah pesawat jumbo American Airlines Flight 77 juga menabrak Gedung Departemen Pertahanan AS Pentagon di luar Washington pada pukul 09.45 waktu setempat.

Bahan bakar jet dari pesawat itu menyebabkan kebakaran dahsyat hingga meruntuhkan sebagian struktur dari bangunan beton raksasa.

Secara keseluruhan, 125 personel militer dan warga sipil tewas di Pentagon bersama dengan 64 orang di pesawat tersebut, dikutip dari History.

Baca juga: Menilik Bagaimana CDC Menentukan Tingkat Risiko Kesehatan untuk Peringatan Perjalanan Warga AS

Teror di Amerika Serikat belum berhenti. Satu pesawat United Airlines nomor 93, jenis Boeing 757 dengan 45 penumpang, dengan rute Newark (New Jersey) ke San Francisco jatuh sekitar 80 mil (130 kilometer) tenggara Pittsburgh.

Pesawat tersebut telah dibajak 40 menit setekah lepas landas.

Para penumpang juga telah mengetahui insiden yang terjadi di New York dan Washington saat pesawat mengalami delay.

Baca juga: Emirates Berencana PHK 30.000 Karyawannya akibat Virus Corona

Mengetahui bahwa pesawat tidak kembali ke bandara seperti yang diklaim para pembajak, sekelompok penumpang dan pramugari merencanakan pemberontakan.

Para penumpang melawan keempat pembajak dan diduga menyerang kokpit dengan alat pemadam kebakaran.

Pesawat itu kemudian terbalik dan melesat ke tanah dengan kecepatan lebih dari 500 mil per jam

Baca juga: Viral, Video Batu Hitam Disebut Meteor Jatuh dari Langit hingga Timpa Rumah Warga

United Airlines juga melaporkan pesawatnya yang lain dengan nomor penerbangan 175, jenis Boeing 767, berpenumpang 65 orang, dengan rute Boston-Los Angeles juga jatuh.

"Kami sangat ngeri dengan kejadian tragis ini. Seluruh pikiran dan doa kami panjatkan bagi semua korban dan keluarganya yang terlibat," kata Ketua American Airlines Donald Carty, seperti diwartakan Harian Kompas, 12 September 2001.

Kalimat itu dikeluarkan karena pihak berwenang tertinggi di bidang keamanan yang bekerja sama sangat dekat dengan Pemerintah AS tidak mengizinkan mengeluarkan informasi lain.

Pemerintah AS juga telah menutup seluruh penerbangan sipil.

Baca juga: Kisah Pramugari dan Pilot Singapura yang Terdampak Corona...

Penuh kabut

Menara Kembar WTCHistory Menara Kembar WTC

Dalam sekejap, AS, khususnya Manhattan (New York) dan Washington dipenuhi kabut.

"Saya sedang nonton TV, tiba-tiba terdengar suara bom yang sangat keras. Salah satu sisi Gedung World Trade Center meledak dan reruntuhannya jatuh bagai helaian kertas," kata salah seorang saksi mata Jeanne Yurman.

"Saya mendengar ambulans dan menara di sebelah utara terbakar," lanjutnya.

World Trade Center, menara kembar pencakar langit yang terdiri dari 110 lantai itu, dan merupakan gedung tertinggi di New York.

Baca juga: Saat Wabah Salmonella Meluas ke 43 Negara Bagian AS...

Sekitar 40.000 orang bekerja di kedua gedung tersebut dan lebih dari 150.000 orang setiap hari mengunjungi tempat itu untuk berbisnis atau sekadar melihat-lihat.

Pada pukul 09.00 malam waktu setempat, Presiden Georde W Bush menyampaikan pidato di televisi dari Oval Office dan menyatakan bahwa serangan itu ulah para teroris.

"Serangan teroris dapat mengguncang fondasi bangunan terbesar kita, tetapi tidak dapat menyentuh fondasi Amerika. Tindakan ini menghancurkan baja, tetapi tidak bisa mematahkan tekad baja Amerika," kata dia.

Baca juga: Mengapa Teroris Muncul Saat Ada Peristiwa Besar?

Jaringan teroris al-Qaeda bertanggung jawab atas serangan itu.

Aksi tersebut diyakini sebagai bentuk pembalasan atas dukungan AS terhadap Israel dan kehadiran militernya yang terus berlanjut di Timur Tengah.

Beberapa pelaku penyerangan telah tinggal di Amerika Serikat selama lebih dari setahun dan telah mengambil pelajaran terbang di sekolah penerbangan komersial Amerika.

Baca juga: Di Balik Kasus Penusukan Wiranto dan Penangkapan Sejumlah Terduga Teroris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com