Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Imbauan Presiden Itu Ditujukan ke Siapa?"

Kompas.com - 08/09/2020, 10:50 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengingatkan penanganan Covid-19 harus mendahulukan aspek kesehatan daripada ekonomi, masih perlu dibuktikan.

Menurut dia, selama 6 bulan penanganan pandemi virus corona di Indonesia, kebijakan pemerintah lebih berorientasi ke ekonomi daripada kesehatan.

"Saya masih belum bisa membayangkan, ucapan Presiden kemarin itu angin segar atau hanya angin yang berlalu begitu saja. Basa-basi atau memang punya rencana khusus untuk menangani pandemi ini," kata Pandu kepada Kompas.com, Selasa (8/9/2020).

Ia mengatakan, masih menunggu implementasi pernyataan Jokowi itu melalui kebijakan yang dikeluarkan.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Bahaya jika Dahulukan Ekonomi ketimbang Kesehatan

"Itu kan baru imbauan, bukan perintah. Yang mau disuruh supaya pandemi diatasi dulu, operasionalnya seperti apa, rencana strategisnya seperti apa, belum tahu," ujar Pandu.

Pernyataan Presiden juga dinilainya tak spesifik ditujukan untuk jajaran menterinya, satgas, atau masyarakat.

Pandu mengingatkan, dalam 6 bulan ini, kebijakan pemerintah lebih menitikberatkan pada ekonomi sehingga kontradiktif dengan pernyataan yang disampaikan Presiden.

"Makanya imbauan presiden itu ditujukan ke siapa?" ujar dia.

Anggapan selama ini yang menyebut bahwa jika fokus pada pandemi maka ekonomi akan mati, menurut dia, tidak tepat. 

"Ekonomi itu tidak pernah mati, kalau manusianya tidak mati. Tapi kalau manusia mati, ekonomi mati," ujar Pandu.

"Kecuali kalau kita kekurangan pangan, tapi pangan banyak. Tinggal masalah distribusi saja," lanjut dia.

Baca juga: Jika Protokol Kesehatan Kerap Dilanggar, Perludem Usul Pilkada Ditunda

Pernyataan Jokowi

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (7/9/2020), Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh jajarannya untuk mengutamakan aspek kesehatan terlebih dahulu, daripada aspek pemulihan ekonomi dalam penanganan pandemi Covid-19.

Jokowi menegaskan, jika aspek pemulihan ekonomi didahulukan, maka akan timbul situasi yang berbahaya. 

"Yang pertama perlu saya ingatkan, sekali lagi bahwa kunci dari ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik," kata Jokowi dalam rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta.

"Artinya, fokus kita nomor satu adalah kesehatan dalam penanganan Covid-19. Memang kuncinya ada di sini," sambungnya.

 

Jokowi meyakini, jika penularan Covid-19 bisa ditekan, maka pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih mudah.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Bahaya Klaster Keluarga, Covid-19 Juga Bisa Menular di Rumah

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pencegahan Penularan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com