Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diklaim Efektif Obati Pasien Covid-19, Berapa Harga Obat Remdesivir?

Kompas.com - 01/07/2020, 13:43 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Remdesivir merupakan salah satu produk yang dikembangkan sebagai obat untuk pasien virus corona. Obat ini disebut-sebut memberikan kemajuan dalam perawatan pasien Covid-19

Sebelumnya, obat ini diketahui dikembangkan untuk penyakit Ebola.

Pada hari Senin (29/6/2020), kewenangan kesehatan di AS menyatakan akan mendistribusikan obat tersebut dengan ketentuan tertentu bersama pemerintah federal.

Salah satu ketentuannya adalah harga yang telah ditetapkan dan diprioritaskan bagi pasien-pasien Amerika.

Melansir New York Times, 29 Juni 2020, remdesivir akan dijual seharga 520 dollar AS (sekitar Rp 7,5 juta) per botol kecil atau 3.120 dollar (sekitar Rp 45,3 juta) per perawatan, untuk pasien dengan asuransi swasta.

Adapun untuk pasien dengan asuransi pemerintah dan yang berada di negara lain dengan sistem perawatan kesehatan nasional, remdesivir dibandrol dengan harga 390 dollar (5,66 juta) per botol kecil atau 2.340 dollar (sekitar Rp 33,97 juta) per perawatan.

Baca juga: Disebut Manjur Obati Pasien Covid-19, Sejumlah Negara Berebut Remdesivir

Mulai dijual

Obat ini akan mulai dijual hanya di AS pada bulan Setember. Artinya, para pasien Amerika akan menerima hampir seluruh hasil produksi Gilead, yaitu lebih dari 500.000 pengobatan.

Departemen Kesehatan AS juga telah mengalokasikan obat tersebut ke rumah sakit nasional berdasarkan kebutuhan.

Kemudian, setelah September, alokasi pengiriman obat tidak akan lagi ditentukan.

"Ini adalah kebijakan pertama AS. AS memang akan dijamin aksesnya, tetapi permintaan dari seluruh dunia berpotensi melampaui pasokan," kata Ekonom Layanan Kesehatan dari Boston University, Rena Conti.

Sebelumnya, melalui sebuah uji klinis besar yang disponsori oleh National Institutes of Health, remdesivir disebut dapat mempersingkat waktu pemulihan meski tidak mengurangi jumlah kematian.

Penentuan harga

Meskipun disebut-sebut bermanfaat untuk pemulihan pasien COvid-19, biaya akhir untuk obat disebut tidak pernah pasti.

"Tidak ada pedoman tentang bagaimana menentukan harga obat baru dalam sebuah pandemi," kata Kepala Eksekutif Gilead, Daniel O'Day.

Sejak otorisasi darurat obat, Gilead sendiri telah menyumbangkan remdesivir ke rumah sakit untuk perawatan pasien Covid-19.

Baca juga: Mengenal Remdesivir, Dikembangkan China untuk Covid-19 hingga Disetujui BPOM AS

Menurut Dr Conti, harga remdesivir bukanlah yang paling tinggi. Sebab, terdapat beberapa obat menjanjikan yang berada dalam tahap akhir memiliki harga lebih mahal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com