Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei KPAI: 71 Persen Responden Tak Setuju Sekolah Dibuka Juli

Kompas.com - 23/05/2020, 10:53 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah ditutup sejak kurang lebih 2 bulan lalu, karena adanya pandemi Covid-19.

Sebagai gantinya, siswa-siswa diminta untuk melakukan kegiatan belajar dari rumah dengan bimbingan guru dan orangtua, tanpa dibebani tuntutan kurikulum yang ada.

Namun, kini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana akan kembali membuka sekolah dan memulai aktivitas belajar-mengajar di kelas per 13 Juli mendatang, bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021.

Baca juga: Wacana Pembukaan Sekolah pada Juli Disorot, Diminta Dikaji Ulang

Rencana itu pun disambut dengan respons yang beragam dari berbagai pihak, mengingat kurva kasus infeksi virus corona baru di Indonesia masih terus meningkat, bahkan beberapa hari lalu hampir mencapai 1.000 kasus baru ditemukan dalam sehari.

Untuk itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berencana akan mengadakan survei dengan menyasar orangtua, guru, dan anak sebagai respondennya untuk mengetahui pandangan masing-masing pihak soal rencana pembukaan kembali sekolah.

Survei itu baru akan dilakukan pada akhir Mei-awal Juni 2020.

Namun, baru-baru ini survei uji coba telah dilakukan oleh Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti melalui akun Facebook pribadinya.

Survey dibuat pada Jumat (22/5/2020) sekitar pukul 12.00 WIB.

Baca juga: Bayi Baru Lahir dari Ibu Positif Corona, CDC: Perlu Dites Covid-19

Setuju/Tidak Sekolah Di buka Pemerintah berencana membuka sekolah kembali pada 13 Juli 2020, tepat dimulainya tahun...

Dikirim oleh Retno Listyarti pada Kamis, 21 Mei 2020

Baca juga: Saat Hong Kong Perpanjang Libur Sekolah akibat Virus Corona...

Hasil survei uji coba

Foto : Thomas Julio Laga (9), sisswa Sekolah Dasar Inpres (SDI) Danga, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, NTT belajar di kebun, Sabtu (2/4/2020).KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS Foto : Thomas Julio Laga (9), sisswa Sekolah Dasar Inpres (SDI) Danga, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, NTT belajar di kebun, Sabtu (2/4/2020).

Kepada Kompas.com, Retno menyampaikan hasil survei uji coba yang dibuatnya setelah 6 jam diunggah dan mendapat 87 respons dari netizen yang merupakan guru, orangtua, dan tenaga kesehatan.

"Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia, di antaranya Batam, Bengkulu, Jambi, kota Padang, Solok, Bukit Tinggi, kota Medan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Magetan, Kota Surabaya, Kota Makassar, Bolmok Utara, dan lain-lain," jelas Retno, Sabtu (23/5/2020).

Dan hasil dari survei uji coba yang dilakukannya itu, 71 persen responden menyatakan tidak setuju terhadap rencana pembukaan ini, karena berbagai alasan.

Mayoritas mereka tidak setuju karena melihat angka positif Covid-19 di Indonesia masing sangat tinggi.

Mereka lebih mementingkan keselamatan anak dan guru dan tidak memilih untuk mengambil risiko untuk berdamai dengan virus sebagaimana disampaikan oleh Pemerintah.

Misalnya respons yang diberikan oleh akun bernama Eddy Kasdiono.

Halaman:

Terkini Lainnya

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com