Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Organisasi Keagamaan yang Muncul pada Masa Pergerakan Nasional

Kompas.com - 08/01/2024, 18:41 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Banyak organisasi yang lahir pada masa pergerakan nasional di Indonesia.

Organisasi-organisasi pergerakan tersebut menjadi wadah bagi rakyat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Di antara berbagai organisasi dengan beragam ideologi dan latar belakang yang lahir pada masa pergerakan nasional, muncul juga dua organisasi keagamaan cukup besar, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Dua organisasi keagamaan yang masih ada hingga sekarang itu, pernah turut hadir dalam membangkitkan semangat persatuan umat Islam untuk berjuang meraih kemerdekaan Indonesia. 

Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama (NU) didirikan oleh KH M. Hasyim Asy'ari, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur.

Salah satu pendukung terpenting Kiai Hasyim adalah Kiai Wahab. Ia adalah sosok yang lincah, memiliki banyak energi, dan banyak akal.

Baca juga: Fatwa Mawaizh KH. Hasyim Asyari, Fatwa Monumental Masa Pergerakan

Nahdlatul Ulama didirikan dengan tujuan untuk melestarikan, memajukan, dan mempraktikkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah.

Tujuan awal organisasi ini, sebagaimana dinyatakan dalam Anggaran Dasar yang pertama (1927), adalah mendorong umat Islam untuk memperkuat kesetiaan diri pada salah satu dari empat mazhab yang berbeda (Hanafi, Maliki, Syafi'i, atau Hambali).

Beberapa hal yang dilakukan NU selama masa pergerakan nasional adalah:

  • Memperkuat persatuan ulama yang masih setia kepada mazhab.
  • Memberikan bimbingan tentang jenis-jenis kitab yang diajarkan pada lembaga-lembaga pendidikan Islam.
  • Penyebaran ajaran Islam yang sesuai dengan tuntunan empat mazhab.
  • Memperluas jumlah madrasah dan memperbaiki organisasinya.
  • Membantu pembangunan masjid-masjid, langgar, dan pondok pesantren.
  • Membantu anak-anak yatim piatu dan fakir miskin.

Pada 1937, empat tokoh Muslim Indonesia mengadakan pertemuan di Surabaya untuk membentuk Majlis Islam Ala Indonesia (MIAI).

Keempat tokoh yang menghadiri pertemuan itu adalah KH Abdul Wahab Hasbullah (NU), KH Dahlan Ahyad (Muhammadiyah), KH Mas Mansur, dan Wondoamiseno (Sarekat Islam).

Baca juga: Mengapa MIAI Dibubarkan oleh Jepang?

Arah yang diambil MIAI sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan NU.

Namun, semua kelompok politik dan sosial di Indonesia kemudian dibekukan ketika Jepang datang pada Maret 1942.

Tidak hanya membekukan MIAI dan NU, Jepang juga menahan KH Mahfudz Siddiq (Ketua PBNU) dan KH M Hasyim Asy'ari (Rais Aam NU).

Muhammadiyah

Setelah mengunjungi kota suci Mekkah, KH Ahmad Dahlan pulang ke Indonesia dengan tujuan untuk menghidupkan kembali Islam. Keinginan ini melahirkan organisasi Muhammadiyah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com