Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk Perjuangan Nahdlatul Ulama pada Masa Kemerdekaan

Kompas.com - 27/04/2023, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu organisasi keagamaan Islam terbesar dan tertua di Indonesia.

Sejarah menunjukkan bahwa NU menjadi bagian tidak terpisahkan dari perjuangan meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Bagaimana peran Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan?

Baca juga: Tokoh-tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama

Peranan NU sebelum proklamasi kemerdekaan

Nahdlatul Ulama (NU) didirikan oleh para ulama di bawah pimpinan KH Hasyim Asy'ari pada 31 Januari 1926.

Peran NU dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dapat dilihat dari latar belakang lahirnya organisasi ini.

Setidaknya ada tiga alasan besar yang mendorong lahirnya NU, yakni motif agama, mempertahankan akidah yang berpedoman pada sunah Rasulullah, dan motif nasionalisme.

Karena itu, perjuangan Nahdlatul Ulama tidak dalam bidang keagamaan saja.

Baca juga: Sejarah Pagar Nusa, Pencak Silat Nahdlatul Ulama

Sejak kelahirannya, NU menjadi wadah perjuangan untuk menentang segala bentuk penjajahan dan melakukan dakwah agar kesatuan NKRI senantiasa terjaga.

KH Hasyim Asy'ari, yang menjadi pendiri sekaligus Rais Akbar (pemimpin tertinggi) pertama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), berusaha membangun organisasi Islam yang nasionalis.

Dakwah untuk menghimpun kekuatan melawan penjajahan Belanda merupakan bagian dari perjuangan NU dan sebagai bukti cinta tanah air.

Hasilnya, dari rahim NU lahir laskar-laskar perjuangan fisik yang terdiri dari para ulama, santri, dan umat Islam, yang siap berjuang menegakkan agama dan bangsa.

Selain perjuangan fisik, NU berperan dalam menentang semua kebijakan pemerintah kolonial yang menyengsarakan rakyat pribumi.

Salah satu hal yang dilakukan organisasi Nahdlatul Ulama adalah melawan diskriminasi dalam bidang pendidikan.

Baca juga: KH Hasyim Asyari: Silsilah, Peran, dan Perjuangannya

Pasalnya, Belanda melakukan ketidakadilan dalam hal administrasi sekolah yang mengintimidasi dan mengancam eksistensi sekolah, pesantren, guru sekolah dan pesantren.

KH Hasyim Asy'ari bahkan mendirikan Pesantren Tebuireng, sebagai lembaga pendidikan serta bentuk perlawanan atas modernisasi dan industrialisasi penjajah untuk memeras rakyat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com