Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bentuk Perjuangan Nahdlatul Ulama pada Masa Kemerdekaan

Sejarah menunjukkan bahwa NU menjadi bagian tidak terpisahkan dari perjuangan meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Bagaimana peran Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan?

Peranan NU sebelum proklamasi kemerdekaan

Nahdlatul Ulama (NU) didirikan oleh para ulama di bawah pimpinan KH Hasyim Asy'ari pada 31 Januari 1926.

Peran NU dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dapat dilihat dari latar belakang lahirnya organisasi ini.

Setidaknya ada tiga alasan besar yang mendorong lahirnya NU, yakni motif agama, mempertahankan akidah yang berpedoman pada sunah Rasulullah, dan motif nasionalisme.

Karena itu, perjuangan Nahdlatul Ulama tidak dalam bidang keagamaan saja.

Sejak kelahirannya, NU menjadi wadah perjuangan untuk menentang segala bentuk penjajahan dan melakukan dakwah agar kesatuan NKRI senantiasa terjaga.

KH Hasyim Asy'ari, yang menjadi pendiri sekaligus Rais Akbar (pemimpin tertinggi) pertama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), berusaha membangun organisasi Islam yang nasionalis.

Dakwah untuk menghimpun kekuatan melawan penjajahan Belanda merupakan bagian dari perjuangan NU dan sebagai bukti cinta tanah air.

Hasilnya, dari rahim NU lahir laskar-laskar perjuangan fisik yang terdiri dari para ulama, santri, dan umat Islam, yang siap berjuang menegakkan agama dan bangsa.

Selain perjuangan fisik, NU berperan dalam menentang semua kebijakan pemerintah kolonial yang menyengsarakan rakyat pribumi.

Salah satu hal yang dilakukan organisasi Nahdlatul Ulama adalah melawan diskriminasi dalam bidang pendidikan.

Pasalnya, Belanda melakukan ketidakadilan dalam hal administrasi sekolah yang mengintimidasi dan mengancam eksistensi sekolah, pesantren, guru sekolah dan pesantren.

KH Hasyim Asy'ari bahkan mendirikan Pesantren Tebuireng, sebagai lembaga pendidikan serta bentuk perlawanan atas modernisasi dan industrialisasi penjajah untuk memeras rakyat.

Menjelang kemerdekaan Indonesia, putra KH Hasyim Asy'ari sekaligus tokoh NU, KH Abdul Wachid Hasyim menjadi anggota BPUPKI dan PPKI, yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Di samping KH Hasyim Asy'ari dan KH Abdul Wachid Hasyim, sejumlah figur NU pun dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia.

Peranan NU setelah proklamasi kemerdekaan

Deklarasi kemerdekaan Indonesia oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1945 bukan akhir dari perjuangan bangsa.

Perjuangan bangsa, termasuk Nahdlatul Ulama, untuk Indonesia berlanjut setelah proklamasi kemerdekaan, saat Belanda dengan membonceng NICA kembali bermaksud menjajah Nusantara.

Kondisi saat itu mendorong NU, yang merasa punya andil dalam proses perjuangan kemerdekaan, kembali berjuang untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.

Terlebih, Presiden Soekarno yang berada di Jakarta, secara khusus mengirim utusan untuk menghadap KH Hasyim Asy'ari, yang memiliki pengaruh besar di kalangan ulama dan santri se-Jawa dan Madura.

Presiden Soekarno meminta fatwa dan bertanya mengenai hukum membela tanah air, bukan membela Allah, Islam, atau Al Quran.

Dari pertanyaan Presiden Soekarno itu, keluarlah Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama yang ditandatangani oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.

Resolusi Jihad NU berisi pernyataan dan fatwa hukum bahwa seluruh umat Islam, baik laki-laki atau perempuan, hukumnya wajib untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Resolusi Jihad NU berhasil menggerakkan para santri dan ulama di Jawa dan Madura guna mengadakan perlawanan terhadap Belanda dan Sekutu.

Serangkaian pertempuran pun terjadi di berbagai wilayah demi mengamankan kemerdekaan Indonesia.

Sejak Resolusi Jihad dicetuskan, semangat perjuangan melawan Belanda terus digaungkan oleh NU.

Bahkan pada 26-29 Maret 1946, diselenggarakan Mukhtamar NU ke-16 di Purwokerto yang mengeluarkan penguatan kemerdekaan dan beberapa fatwa terkait kondisi kebangsaan saat itu.

Referensi:

  • Farih, Amin. (2016). Nahdlatul Ulama (NU) dan Kontribusinya dalam Memperjuangkan Kemerdekaan dan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 24 (2): 251-284.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/04/27/160000879/bentuk-perjuangan-nahdlatul-ulama-pada-masa-kemerdekaan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke