KOMPAS.com - Nahdlatul Ulama atau yang disingkat NU adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Menurut data terakhir, NU memiliki jumlah anggota berkisar 40 juta orang (2013) hingga lebih dari 95 juta orang (2021).
Nahdlatul Ulama didirikan pada 31 Januari 1926 atau 16 rajab 1344 H di Surabaya, Jawa Timur, oleh KH Hasyim Asy'ari, kakek dari mantan Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Sejak awal berdiri hingga sekarang, NU cukup berperan aktif dalam berbagai bidang, termasuk agama dan politik.
Lantas, di balik pengaruhnya yang besar, apa latar belakang lahirnya Nahdlatul Ulama?
Baca juga: Tokoh-tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama
Sejarah lahirnya NU tidak lepas dari peran penting para pendirinya, yaitu KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri.
Berdirinya organisasi NU bermula dari dibentuknya kelompok-kelompok diskusi yang terdiri atas sejumlah ulama.
Jauh sebelum NU berdiri, pada 1914, KH Wahab Chasbullah lebih dulu mendirikan kelompok diskusi bernama Tashwirul Afkar atau kawah candradimuka pemikiran atau yang disebut juga Nahdlatul Fikr atau Kebangkitan Pemikiran.
Tujuan didirikannya Nahdlatul Fikr adalah untuk memberikan pendidikan sosial-politik kepada kaum santri.
Dua tahun berselang, pada 1916, para kiai pesantren mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan atau Kebangkitan Tanah Air, yang bertujuan untuk melawan penjajahan Belanda.
Kemudian pada 1918, organisasi serupa juga turut didirikan yang disebut Nahdlatul Tujjar atau Kebangkitan Saudagar.
Baca juga: KH Hasyim Asyari: Silsilah, Peran, dan Perjuangannya
Setelah organisasi-organisasi tersebut dibentuk, muncul inisiatif untuk menggabungkan mereka menjadi satu-kesatuan. Tujuannya agar organisasi ini menjadi lebih kuat dan memiliki cakupan yang luas.
Selain itu, penggabungan ini juga untuk menanggapi berbagai masalah yang muncul pada masa tersebut, seperti masalah agama, sosial, dan kebangsaan.
Para kiai kemudian berdiskusi mengenai nama organisasi yang akan mereka gunakan dan menghasilkan nama Nuhudlul Ulama, yang berarti Kebangkitan Ulama.
Namun, KH Mas Alwi Abdul Aziz kemudian mengusulkan nama Nahdlatul Ulama.
Usulan nama tersebut pun disetujui oleh para kiai lain.
Akhirnya, disepakati berdirinya Nahdlatul Ulama atau Kebangkitan Ulama pada 31 Januari 1926.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.