Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan NU dan Muhammadiyah

Kompas.com - 02/07/2022, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah adalah dua organisasi Islam terbesar di Indonesia.

NU berdiri pada 31 Januari 1926 di Surabaya, sedangkan Muhammadiyah lebih dulu berdiri pada 18 November 1912 di Yogyakarta.

Meski dua organisasi ini memiliki fungsi yang sama, yaitu mengembangkan ilmu agama Islam di Indonesia lewat sebuah organisasi, keduanya memiliki sejumlah perbedaan.

Dalam hal penetapan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha misalnya, NU dan Muhammadiyah kerap mengalami perbedaan pendapat.

Lantas, apa perbedaan NU dan Muhammadiyah?

Baca juga: Sejarah Nahdlatul Wathan

Latar belakang pendirian

Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama (NU) didirikan oleh para ulama Ahlusunnah wal Jamaah (Aswaja) di kediaman KH Abduh Wahab Chasbullah di Kertopaten, Surabaya, Jawa Timur.

Pada saat mendirikan NU, para kiai lebih dulu mendiskusikan nama organisasi yang akan digunakan.

Sebelumnya, KH Abduh Wahab Chasbullah sudah lebih dulu mendirikan Nahdlatul Wathan atau Kebangkitan Tanah Air pada 1916.

Alhasil, para kiai memutuskan akan menggunakan nama serupa untuk organisasi baru mereka, yaitu Nuhudlul Ulama, yang berarti kebangkitan ulama.

Namun, KH Mas Alwi Abdul Aziz mengusulkan nama Nahdlatul Ulama, karena penggunaan kata nahdlatul adalah kebangkitan yang sudah dibuat sejak berabad-abad lalu.

Baca juga: Tokoh-tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama

Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada 18 November 1912 oleh Muhammad Darwis atau dikenal sebagai KH Ahmad Dahlan.

Lahirnya Muhammadiyah didorong oleh interaksi yang terjadi antara KH Ahmad Dahlan dengan teman-teman dari organisasi Budi Utomo (BU).

Sewaktu KH Ahmad Dahlan menyampaikan ajaran agama Islam, teman-teman dari BU merasa tertarik.

Oleh sebab itu, mereka menggagas agar kegiatan pendidikan yang dilakukan KH Ahmad Dahlan diurus di bawah naungan organisasi.

Penamaan Muhammadiyah diusulkan oleh salah satu sahabat KH Ahmad Dahlan, yaitu Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Keraton Yogyakarta.

Halaman:
Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com