Apa Itu Kweekschool Muhammadiyah?

KOMPAS.com - Kweekschool Muhammadiyah adalah salah satu lembaga pendidikan Muhammadiyah yang kini bernama Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta atau kerap disebut Muin Jogja.

Sebelum bernama Muallimin, atau bahkan Kweekschool Muhammadiyah, lembaga pendidikan ini sempat beberapa kali mengalami perubahan nama.

Berikut sejarah singkat Kweekschool Muhammadiyah atau Muallimin Yogyakarta.

Baca juga: Lembaga Pendidikan Muhammadiyah: Sejarah, Ciri-Ciri, dan Fungsinya

Awalnya bernama Qismul Aqra

Pada akhir 1912, KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah.

Salah satu latar belakang berdirinya Muhammadiyah adalah agar sekolah yang dirintis KH Ahmad Dahlan dapat dikelola oleh suatu organisasi sehingga bisa terus berdiri.

Setahun sebelum berdirinya Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan telah mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI).

MIDI adalah sekolah pertama yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan.

Setelah MIDI (1911) dan organisasi Muhammadiyah (1912) berdiri, KH Ahmad Dahlan kembali mendirikan sekolah.

Sekolah yang didirikan oleh kH Ahmad Dahlan setelah Muhammadiyah didirikan adalah Qismul Aqra.

Qismul Aqra didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada 1918.

Dua tahun kemudian, Qismul Aqra diubah namanya menjadi Pondok Muhammadiyah, lalu menjadi Kweekschool Muhammadiyah pada 1924.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Lembaga Pendidikan Muhammadiyah

Nama Kweekschool Muhammadiyah pertama kali muncul setela kunjungan KH Ahmad Dahlan ke Kweekschool Katolik di Muntilan.

Namun, nama Kweekschool tidak disukai banyak orang karena memakai bahasa Belanda.

Oleh karena itu, pada Kongres Muhammadiyah tahun 1930 di Yogyakarta, Kweekschool Muhammadiyah berubah nama menjadi Madrasah Muallimin Muallimaat Muhammadiyah.

Setahun kemudian, madrasah ini dipisah menjadi dua, yakni Madrasah Muallimin Muhammadiyah (khusus putra) dengan lokasi di Ketanggungan dan Madrasah Muallimaat Muhammadiyah (khusus putri), yang berlokasi di Kampung Notoprajan Yogyakarta.

Nama itulah yang digunakan hingga sekarang, atau masyarakat sekitar Yogyakarta kerap menyebutnya sebagai Muin Jogja.

Muallimin bukan sekolah biasa, tetapi Sekolah Kader Persyarikatan Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sesuai hasil Kongres Muhammadiyah ke-23 pada 1934 di Yogyakarta.

Pada 1984, Muallimin Muhammadiyah mendapat pengakuan sebagai pondok pesantren dari Departemen Agama RI.