KOMPAS.com - Politik Etis atau disebut juga sebagai Politik Balas Budi adalah sebuah gerakan yang dipelopori oleh Van Deventer.
Politik etis diterapkan sejak 1901 yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, serta mencerdaskan rakyat melalui sistem pendidikan Belanda.
Akan tetapi, pada praktik, pelaksanaan politik etis berbeda. Program politik etis justru mengakibatkan terjadinya kemunduran ekonomi bagi rakyat pribumi.
Sebab, segala program yang dilaksanakan hanya untuk memenuhi kepentingan Belanda.
Lantas, apa isi dari politik etis?
Baca juga: Pengusul Politik Etis atau Politik Balas Budi
Isi politik etis terdiri dari tiga program yang dikenal dengan sebutan Trias Van Deventer, yaitu:
Tujuan utama dari irigasi adalah untuk mengairi sawah penduduk pribumi.
Pemerintah Hindia Belanda telah membangun sejumlah fasilitas, seperti waduk dan jalur transportasi untuk mengangkut hasil tani.
Akan tetapi, pada kenyataannya, irigasi ini bukan untuk sawah rakyat pribumi, melainkan untuk mengairi tanah perkebunan dan tembakau milik para pemodal asing.
Baca juga: Tokoh-tokoh Pelopor Politik Etis
Maksud dari edukasi adalah memperluas bidang pengajaran dan pendidikan.
Guna menunjang program edukasi, pemerintah Hindia Belanda mendirikan dan membuka sekolah desa dengan masa belajar tiga tahun, serta sekolah rakyat dengan masa belajar selama lima tahun.
Kendati demikian, ternyata sekolah ini hanya berlaku untuk kaum laki-laki, sedangkan kaum perempuan belajar di rumah.
Pengertian emigrasi adalah perpindahan penduduk yang bertujuan untuk pemerataan penduduk, di mana masyarakat Pulau Jawa dipindah ke luar Jawa.
Lewat program emigrasi, pemerintah Hindia Belanda banyak mendirikan pemukiman baru di daerah Sumatera sebagai tempat tinggal masyarakatnya.
Namun, lagi-lagi pada praktiknya perpindahan penduduk ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di perkebunan besar sekaligus usaha pertambangan di Sumatera dan tempat lainnya.