Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti Sumundul, Berisi tentang Pembangunan Bendungan

Kompas.com - 30/11/2023, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Prasasti Sumundul merupakan salah satu sumber sejarah tertulis yang ditemukan di situs Candi Kedulan di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Prasasti Sumundul ditemukan pada 2002 bersama Prasasti Pananggaran, pada saat kegiatan studi kelayakan Candi Kedulan.

Tidak hanya bentuk Prasasti Sumundul dan Prasasti Pananggaran yang identik, dua prasasti ini juga berasal dari masa yang sama.

Pada Prasasti Sumundul dan Prasasti Pananggaran, terpahat angka 791 Saka atau 869 Masehi.

Artinya, dua prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Apa isi Prasasti Sumundul?

Baca juga: Padrao, Prasasti sebagai Tanda Wilayah Kekuasaan Portugis

Isi Prasasti Sumundul

Isi Prasasti Sumundul terdiri dari 15 baris tulisan dalam aksara dan bahasa Jawa Kuno.

Prasasti ini telah dibaca dan diterjemahkan oleh Drs. Tjahjono Prasodjo dan Dr. Riboet Darmosutopo dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM).

Berikut ini isi Prasasti Sumundul yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Di Sumundul
Selamat tahun Saka yang telah lalu 791,
bulan Bhadrawada tanggal 4 bagian bulan terang,
hari Mawulu, Pon, Senen,
ketika Rakyan Wiku Padang Lepar (bernama) pu Manoha
ibu Rake Padelaggan anak sang
Dewata di Tangar, menetapkan perdikan bendungan
di Panaggaran biaya tegalan
untuk parhyangan di Tigaaharyyan marhyang
pada saat itu Dang Acaryya Wimaleswara
penduduk desa Munggwanan wilayah Tira diberikanlah
Desa di Parhyangan ketetapan (pajaknya sebanyak)
emas 4 masa jika ada yang mengganggu
(yaitu) berbuat tidak setia dihukum sampai keturunannya
anaknya, cucunya, penulis sang Pucangan

Baca juga: Isi Prasasti Haralingga dari Situs Ratu Boko

Dari pembacaan tersebut diketahui bahwa Prasasti Sumundul dibuat pada 15 Agustus 869.

Pada masa itu, raja yang memerintah Kerajaan Mataram Kuno adalah Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala (856-884).

Pada baris kelima hingga akhir diceritakan mengenai penetapan perdikan bendungan di Pananggaran oleh Rakyan Wiku Padang Lepar yang bernama pu Manoha.

Lokasi bendungan tersebut diperkirakan berada di sekitar situs Candi Kedulan saat ini.

Bendungan tersebut dibangun untuk mengairi lahan pertanian di sekitar bangunan suci.

Hasil dari lahan pertanian tersebut kemudian digunakan sebagai persembahan untuk memelihara bangunan suci.

Baca juga: Sejarah Candi Kedulan di Yogyakarta

Selain berisi penetapan perdikan bendungan di Pananggaran, Prasasti Sumundul juga memuat ancaman bagi siapa saja yang menganggu atau tidak setia.

Hukuman tersebut berlaku turun-temurun, kepada anak bahkan cucunya.

Saat ini, Prasasti Sumundul yang masih dalam kondisi baik dan terawat, disimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com