Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padrao, Prasasti sebagai Tanda Wilayah Kekuasaan Portugis

Kompas.com - 29/11/2023, 20:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Prasasti sebagai pertanda wilayah jajahan Portugis dinamakan Padrao.

Selama abad ke-15 dan ke-16, para penjelajah Portugis yang melayari samudra biasanya membawa Padrao.

Ketika singgah di wilayah baru, mereka biasanya meninggalkan Padrao sebagai tanda bahwa wilayah tersebut telah diklaim oleh Portugis.

Di Indonesia, Padrao secara spesifik dipakai untuk menyebut pilar batu yang digunakan sebagai pelengkap perjanjian antara Raja Sunda dengan bangsa Portugis.

Baca juga: Penjelajahan Samudra oleh Portugis: Latar Belakang dan Kronologi

Asal-usul dan fungsi batu Padrao

Pada awalnya, Padrao berupa tiang atau salib dari kayu yang sangat sederhana.

Namun, karena kayu cepat rusak akibat cuaca, bangsa Portugis akhirnya memilih membuat Padrao dari batu yang dibentuk seperti pilar, yang di atasnya diberi salib dan lambang kerajaan.

Fungsi dari batu Padrao bagi Portugis adalah menjadi tanda superioritasnya dari bangsa Eropa lainnya.

Selain itu, penempatan Padrao berarti tempat tersebut telah diklaim sebagai milik bangsa Portugis.

Diogo Cao tercatat sebagai orang pertama yang menempatkan Padrao dalam perjalanannya di sepanjang pantai Afrika pada 1482-1484.

Padrao biasanya dibuat di Portugal dan dibawa bersama para penjelajah atas perintah Raja Joao II.

Jejak Padrao yang ditancapkan Diogo Cao dapat ditemukan di Gabon, Angola, dan Namibia.

Baca juga: Sejarah Benteng Barnaveld, Didirikan Portugis Lalu Direnovasi Belanda

Pada 1498, Vasco da Gama mendirikan Padrao di Malindi di Afrika Timur, sebelum bertolak ke India.

Beberapa penjelajah terkenal lainnya yang pernah meninggalkan Padrao di antaranya, Bartolomeu Dias, Goncalo Coelho, Pero da Covilha, dan Jorge Alvares.

Pada 1488, Bartolomeu Dias meninggalkan Padrao di Kwaaihoek, sebagai penanda lokasi pendaratannya yang paling timur.

Sayangnya, Padrao tersebut telah hancur dan kini hanya tersisa replikanya saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com