Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti Manjusrigrha, Menceritakan Penyempurnaan Candi Sewu

Kompas.com - 25/10/2023, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Prasasti Manjusrigrha merupakan salah satu sumber sejarah tertulis peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Prasasti ini ditemukan pada 1960 di salah satu candi perwara Candi Sewu, yang berada satu kompleks dengan Candi Prambanan.

Dari angka yang terpahat, diketahui bahwa Prasasti Manjusrigrha dibuat pada tahun 714 Saka atau 792 Masehi.

Apa isi Prasasti Manjusrigrha?

Baca juga: Candi Sewu: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Isi Prasasti Manjusrigrha

Prasasti Manjusrigrha terukir pada batu adesit berbentuk balok berukuran 71 x 42 x 29 cm.

Isi prasasti ini terdiri dari 16 baris tulisan dalam huruf Jawa Kuno dan menggunakan bahasa Melayu Kuno.

Berikut ini terjemahan isi Prasasti Manjusrigrha.

Pada tahun 714 Saka, bulan Karttika tanggal 14 Paruh Terang, Jumat, Nas, Pon, Dang Nayaka Dirandalurawa menyempurnakan prasada bernama Wajrasana Manjusrigrha.
Puaslah hati mereka yang ikut bergotong-royong.
Setelah Dang Hyang Dasadisa selesai diwujudkan dalam usaha mulia tersebut.
Orang dari segala penjuru berdatangan untuk mengagumi persembahan (bangunan) dari orang-orang yang telah meninggal dan berkorban.
Dari segala penjuru orang-orang hadir.
Semua makhluk hidup, semua penduduk kanayakan, semua makhluk yang terlindung, dan semua penduduk desa-desa yang ikut dalam usaha mulia tersebut terlihat sangat senang dengan cepat selesainya Manjusrigrha bangunan yang berpuncak serba indah.
Prasada ini merupakan persembahan mulia Sri Nareswara yang telah menjelma ke alam kedewaan.
Orang-orang yang hina terlunta-lunta dengan budak yang bodoh lagi gelisah, tak berdaya mengerti maksud perintah Narendra sebagai sarana (?) dunia.
Perintahnya kujunjung terus sampai mati, demikian pula apa pun karyanya yang terlihat olehku sebagai kusir yang baik.
Kepandaian, karya tuanku, pikiran tuanku yang menyejukkan, perhatian tuan yang teguh tak tergoyahkan merupakan makanan yang tak ternoda.
Buah perbuatan mulia yang kuperoleh dari perintah Nareswara kepada manusia dan juga dari perlindungan tuan adalah keutamaan.

Baca juga: Prasasti Rumwiga II, Bukti Kedermawanan Raja Dyah Balitung

Secara umum, Prasasti Manjusrigrha bercerita mengenai penyempurnaan atau perluasan bangunan suci agama Buddha (prasada) Wajrasanamanjusrigrha.

Bangunan suci Buddha yang dimaksud pada prasasti adalah Candi Sewu, yang disebut sebagai bangunan berpuncak serba indah.

Penyempurnaan candi dilakukan oleh seorang tokoh bernama Dang Nayaka Dirandalurawa.

Ia mempersembahkannya untuk Sri Nareswara (raja), yang telah meninggal atau disebutnya menjelma ke alam kedewataan.

Diduga, raja yang dimaksud adalah Rakai Panangkaran, raja kedua Mataram Kuno yang memerintah antara tahun 746 hingga 784.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com