Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Perang Padri Berlangsung Lama?

Kompas.com - 30/11/2023, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Perang Padri yang terjadi di wilayah Sumatera Barat berlangsung sekitar 35 tahun, yakni sejak 1803 hingga 1838.

Mulanya, Perang Padri adalah perang saudara antara kaum Padri dengan kaum Adat.

Pada 1820-an, Belanda mulai terlibat setelah dimintai bantuan oleh Raja Pagaruyung, yang mewakili kaum Adat.

Perang Padri bahkan menjadi salah satu perang yang cukup lama dihadapi oleh Belanda semasa pendudukannya di Indonesia.

Lantas, mengapa Perang Padri berlangsung sangat lama?

Baca juga: Mengapa Agama Menjadi Faktor Sentral dalam Perang Padri?

Alasan Perang Padri berlangsung lama

Perang Padri meletus pada 1803, bermula dari perselisihan dua golongan masyarakat Minangkabau, yakni kaum Adat dan kaum Padri.

Kaum Padri, yang bertujuan untuk memurnikan pelaksanaan agama Islam, mengutuk kebiasaan buruk di masyarakat yang bertentangan dengan ajaran agama.

Kebiasaan buruk yang dimaksud seperti minum tuak, berjudi, menyabung ayam, dan perbuatan tidak baik lainnya.

Karena upaya penyelesaian secara damai melalui perundingan selalu gagal, terjadilah perang antara kaum Padri yang dipimpin oleh Harimau Nan Salapan dan kaum Adat dipimpin oleh Sultan Arifin Muningsyah, yang merupakan Raja Pagaruyung.

Pada pertengahan 1810-an, kaum Adat mulai terdesak. Alhasil, pada 10 Februari 1821, Sultan Alam Bagagarsyah, raja terakhir Pagaruyung, terpaksa menandatangani perjanjian dengan Belanda.

Keterlibatan Belanda membuat perang semakin besar.

Baca juga: Sebab Terjadinya Perang Padri

Pada perang ini, Belanda menggunakan strategi Benteng Stelsel atau membangun benteng pertahanan dan pos militer guna mempersempit pergerakan musuhnya.

Salah satu benteng pertahanan yang dibangun adalah Benteng Van der Capellen di Batusangkar.

Selain itu, pada masa Gubernur Jenderal Van den Bosch, Belanda juga menggunakan strategi Winning the Heart, untuk mengambil hati para penduduk dan melakukan diplomasi kepada kaum Padri supaya tidak terjadi peperangan berkelanjutan.

Namun, strategi tersebut kurang efektif, sehingga peperangan terus berjalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com