Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Benteng Karangbolong di Cilacap

Kompas.com - 20/09/2023, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Di Pulau Nusakambangan, terdapat beberapa benteng tinggalan masa kolonial.

Di sisi paling timur pulau, terdapat Benteng Karangbolong.

Secara administratif, benteng ini terletak di Desa Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Berikut ini sejarah singkat Benteng Karangbolong.

Baca juga: Benteng Frederik Hendrik, Cikal Bakal Masjid Istiqlal

Sejarah Benteng Karangbolong

Melansir laman Kemdikbud, Benteng Karangbolong dibangun oleh Belanda pada abad ke-19.

Benteng ini merupakan bagian dari sistem pertahanan pantai yang dibangun oleh Belanda.

Fungsi Benteng Karangbolong adalah untuk mengamankan area pelabuhan Cilacap dari ancaman musuh yang datang dari laut.

Keberadaan benteng ini mengindikasikan bahwa pelabuhan Cilacap dulunya mempunyai peran sangat penting bagi Belanda.

Area benteng secara keseluruhan diperkirakan sangat luas, hingga mencapai 12 hektare.

Di area Benteng Karangbolong terdapat gerbang benteng, tembok keliling, bangunan induk, sisa-sisa rumah Belanda, dan benteng dari zaman Jepang.

Gerbang benteng ini merupakan satu-satunya akses masuk, yang dibangun menggunakan bata berlepa dengan ukuran 15 x 9,6 meter dengan tinggi 14,3 meter.

Baca juga: Sejarah Benteng Bukit Tajadi, Bekas Pertahanan Kaum Padri

Di luar tembok keliling terdapat parit yang mengelilingi dengan lebar 18 meter dan kedalaman mencapai 3 meter.

Keberadaan parit ini dimaksudkan untuk menghambat lajunya musuh.

Di dalam Benteng Karangbolong terdapat bangunan induk yang memiliki empat lantai dengan fungsi berbeda, di antaranya:

  • Lantai pertama difungsikan sebagai penjara
  • Lantai dua terdapat ruang komandan, ruang meriam, ruang absen, ruang aula, ruang pengintai, dan pos jaga.
  • Lantai tiga untuk komandan
  • Lantai empat untuk meletakkan senjata berat

Saat ini, kondisi Benteng Karangbolong tidak lagi utuh. Sebagian dindingnya telah runtuh dan sebagian lainnya telah ditumbuhi akar pohon dan beragam tanaman merambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com