Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kelas Sosial pada Zaman Hindia-Belanda

Kompas.com - 21/08/2023, 11:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Zaman Hindia-Belanda telah menciptakan lanskap sosial yang kompleks, ditandai dengan terbaginya masyarakat Nusantara ke dalam tiga kelas sosial utama.

Hierarki ini mencerminkan penjajahan yang kuat dan pengaruh berbagai kelompok etnik dalam masyarakat kolonial.

Berikut ini tiga kelas sosial pada masa penjajahan Belanda:

  1. Kelas atas yang terdiri dari orang-orang Eropa.
  2. Kelas menengah yang meliputi orang-orang timur asing seperti Cina, Arab, dan India.
  3. Kelas bawah yang terdiri dari orang-orang pribumi Indonesia asli.

Sistem ini memengaruhi dinamika sosial dalam zaman Hindia-Belanda.

Baca juga: Mengapa Indonesia Dulunya Disebut Hindia Belanda?

Kelas Atas: Orang-orang Eropa

Kelas atas dalam zaman Hindia-Belanda dihuni oleh orang-orang Eropa.

Mereka memiliki posisi dominan dalam pemerintahan, ekonomi, dan perdagangan.

Orang-orang Eropa ini seringkali menjabat sebagai pejabat tinggi dalam birokrasi kolonial dan memiliki kendali atas industri, seperti perkebunan dan perdagangan.

Kekuasaan mereka menciptakan ketidaksetaraan sosial yang signifikan, dengan pribumi Indonesia seringkali dikesampingkan dan terpinggirkan dalam hal hak dan kesempatan.

Kelas Menengah: Orang-orang Timur Asing

Kelas menengah diisi oleh orang-orang timur asing, termasuk China, Arab, dan India.

Kelompok ini memiliki peran penting dalam sektor perdagangan dan bisnis.

Orang-orang China seringkali terlibat dalam bisnis perdagangan, sedangkan orang-orang Arab dan India umumnya memiliki usaha, seperti toko.

Mereka memiliki akses yang lebih baik daripada masyarakat kelas bawah, tetapi tetap menghadapi tantangan dalam bersaing dengan kelas atas.

Baca juga: Pengembalian Hindia Belanda dari Inggris (1816)

Kelas Bawah: pribumi

Kelas bawah dalam hierarki ini terdiri dari orang-orang pribumi Indonesia asli.

Mereka adalah kelompok yang paling rentan dan seringkali mengalami diskriminasi dan eksploitasi.

Keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan membuat mereka menjadi korban ketidaksetaraan sistemik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com