Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Kelas Sosial pada Zaman Hindia-Belanda

Hierarki ini mencerminkan penjajahan yang kuat dan pengaruh berbagai kelompok etnik dalam masyarakat kolonial.

Berikut ini tiga kelas sosial pada masa penjajahan Belanda:

  1. Kelas atas yang terdiri dari orang-orang Eropa.
  2. Kelas menengah yang meliputi orang-orang timur asing seperti Cina, Arab, dan India.
  3. Kelas bawah yang terdiri dari orang-orang pribumi Indonesia asli.

Sistem ini memengaruhi dinamika sosial dalam zaman Hindia-Belanda.

Kelas Atas: Orang-orang Eropa

Kelas atas dalam zaman Hindia-Belanda dihuni oleh orang-orang Eropa.

Mereka memiliki posisi dominan dalam pemerintahan, ekonomi, dan perdagangan.

Orang-orang Eropa ini seringkali menjabat sebagai pejabat tinggi dalam birokrasi kolonial dan memiliki kendali atas industri, seperti perkebunan dan perdagangan.

Kekuasaan mereka menciptakan ketidaksetaraan sosial yang signifikan, dengan pribumi Indonesia seringkali dikesampingkan dan terpinggirkan dalam hal hak dan kesempatan.

Kelas Menengah: Orang-orang Timur Asing

Kelas menengah diisi oleh orang-orang timur asing, termasuk China, Arab, dan India.

Kelompok ini memiliki peran penting dalam sektor perdagangan dan bisnis.

Orang-orang China seringkali terlibat dalam bisnis perdagangan, sedangkan orang-orang Arab dan India umumnya memiliki usaha, seperti toko.

Mereka memiliki akses yang lebih baik daripada masyarakat kelas bawah, tetapi tetap menghadapi tantangan dalam bersaing dengan kelas atas.

Kelas Bawah: pribumi

Kelas bawah dalam hierarki ini terdiri dari orang-orang pribumi Indonesia asli.

Mereka adalah kelompok yang paling rentan dan seringkali mengalami diskriminasi dan eksploitasi.

Keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan membuat mereka menjadi korban ketidaksetaraan sistemik.

Meskipun merupakan mayoritas penduduk, mereka memiliki hak dan kesempatan yang terbatas.

Implikasi dan dampak sosial

Hierarki kelas sosial pada masa Hindia-Belanda memiliki implikasi yang mendalam terhadap struktur sosial dan perkembangan masyarakat Nusantara di zaman tersebut.

Kelas bawah, terdiri dari orang-orang pribumi Indonesia asli, merupakan kelompok yang paling terdampak oleh hierarki ini.

Keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, serta ketidaksetaraan hak-hak dasar menciptakan lingkaran setan kemiskinan dan keterbelakangan.

Tidak hanya itu, hierarki ini juga menghasilkan perasaan rendah diri dan inferioritas di kalangan masyarakat pribumi, serta merusak potensi pembangunan sosial dan ekonomi.

Implikasi ini juga berpengaruh pada pembentukan identitas sosial.

Pribumi Indonesia seringkali merasa tidak diakui dan diterlantarkan yang berdampak pada hilangnya atau penekanan atas identitas budaya dan nasional mereka.

Pengaruh kolonial ini menciptakan cacat dalam pengenalan diri dan pengakuan nilai-nilai budaya mereka.

Selain itu, dampak hierarki kelas ini juga menciptakan ketidaksetaraan yang signifikan dalam hal akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan representasi politik.

Kondisi ini menghasilkan kesenjangan sosial di antara kelompok-kelompok berbeda, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan masyarakat secara keseluruhan.

Ketidaksetaraan ini bukan hanya membatasi potensi individu, tetapi juga mengurangi daya saing dan kemajuan bangsa secara keseluruhan.

Dalam konteks perjuangan menuju kemerdekaan, dampak hierarki kelas sosial ini menjadi katalisator perubahan sosial yang lebih besar.

Gerakan nasionalisme yang dipimpin oleh para pemimpin dan aktivis berjuang bukan hanya untuk mengakhiri penjajahan fisik, tetapi juga mengatasi dampak negatif hierarki kelas tersebut.

Semangat perlawanan ini mendorong pembentukan identitas nasional yang kuat dan semangat untuk membangun masyarakat yang lebih adil, setara, dan berkeadilan.

Referensi:

  • Ricklefs, M. C. (2008). A History of Modern Indonesia Since C. Palgrave Macmillan.
  • Vlekke, B. H. M. (1960). Nusantara: A History of the East Indian Archipelago. Martinus

https://www.kompas.com/stori/read/2023/08/21/110000979/3-kelas-sosial-pada-zaman-hindia-belanda

Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke