KOMPAS.com - Pada era flapper, para perempuan muda mengekspresikan diri secara terbuka dan tidak lagi terikat oleh norma-norma sosial yang konservatif.
Gaya pakaian perempuan pada era flapper adalah simbol kemerdekaan, keberanian, dan revolusi budaya yang terjadi pada tahun 1920-an, terutama di Amerika Serikat.
Era flapper mencerminkan perubahan sosial dan budaya yang signifikan.
Berikut ini perkembangan gaya pakaian perempuan pada era flapper.
Baca juga: Sejarah Batik di Indonesia
Salah satu ciri khas utama dari gaya pakaian flapper adalah gaun pendek yang longgar.
Flapper dress adalah gaun lurus dengan panjang sedang di bawah lutut. Gaun ini lantas dipadukan dengan mantel, kimono, atau syal bulu.
Gaun yang pendek ini memungkinkan perempuan untuk bergerak dengan bebas dan mengekspresikan kebebasan mereka dalam menari dan beraktivitas.
Selain gaun pendek, sepatu tali-panjang juga menjadi favorit dalam gaya berpakaian perempuan pada era flapper.
Sepatu ini memiliki tali yang panjang melilit kaki, memberikan tampilan berbeda dan modern.
Topi cloche yang ketat juga menjadi salah satu aksesori penting dalam gaya pakaian flapper.
Topi ini memiliki bentuk bulat dengan pinggiran menutupi sebagian besar dahi dan telinga, memberikan sentuhan yang modis dan feminin.
Aksesori lain yang sering digunakan perempuan pada era flapper adalah kalung panjang, anting-anting berbentuk bulat atau panjang, dan sarung tangan tipis.
Kalung panjang memberikan sentuhan dramatis dan elegan, sedangkan anting-anting menambahkan kilauan dan keanggunan pada tampilan keseluruhan.
Sarung tangan tipis seringkali dipakai sebagai simbol kemewahan dan gaya, meskipun tidak selalu dikenakan setiap saat.
Selain itu, gaya rambut juga menjadi bagian penting dari tampilan flapper.
Rambut bob yang pendek dan terkadang diikat dengan gaya lebih modern menjadi populer pada era flapper.
Referensi: