Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontakan dan Kebebasan: Peran Perempuan pada Era Flapper

Kompas.com - 24/02/2024, 18:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada tahun 1920-an, muncul fenomena sosial yang mengubah budaya dan peran perempuan Amerika Serikat. Fenomena sosial ini disebut Flapper.

Era flapper ditandai oleh perubahan gaya hidup, kebebasan berekspresi, dan perlawanan terhadap norma-norma konvensional.

Di tengah gejolak ini, perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong perubahan tersebut.

Baca juga: Merunut Sejarah Deklarasi Emansipasi yang Menghapus Perbudakan di AS

Bagaimana sejarah munculnya era flapper yang menjadi penanda perlawanan perempuan untuk meraih kemerdekaan?

Pembebasan dari konvensionalisme

Para Flapper, istilah yang menggambarkan perempuan muda pada masa itu, tampil sebagai pemberontak dengan gaya hidup dan mode berpakaian mereka.

Mereka menantang norma-norma masyarakat yang mapan.

Para perempuan pada era flapper, menolak keterbatasan peran tradisional sebagai ibu rumah tangga.

Pada era flapper ini, perempuan memperjuangkan peran mereka supaya tidak terbatas di  rumah tangga.

Melalui gerakan flapper, para perempuan menunjukkan keberanian mereka untuk mengejar kebebasan, persamaan hak, dan kesetaraan gender.

Mode dan gaya hidup

Salah satu aspek paling mencolok dari era flapper adalah perubahan dalam mode dan gaya hidup.

Para flapper mengejek aturan pakaian konvensional dengan memilih gaun yang lebih pendek, rambut lebih pendek, serta mengadopsi gaya riasan nan berani.

Para perempuan menunjukkan ketegasan mereka dalam mengekspresikan identitas melalui pakaian dan penampilan fisik.

Pendidikan dan karier

Perempuan pada era flapper juga mengejar pendidikan dan karier dengan semangat yang baru.

Mereka menuntut hak yang sama dengan laki-laki untuk menghadiri perguruan tinggi dan mencari pekerjaan di luar rumah.

Baca juga: Siapa Penggagas Kongres Perempuan Indonesia?

Pada saat yang sama, mereka berusaha untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada laki-laki.

Lewat pendidikan dan karier, para perempuan pada masa itu dapat berupaya untuk meraih kesetaraan dengan laki-laki.

Referensi:

  • Brady, M. (2019). Feminism and Flapperdom: Sexual Liberation, Ownership of Body and Sexuality, & Constructions of Femininity in the Roaring 20’s. SUNY Oneonta Academic Research (SOAR): A Journal of Undergraduate Social Science, 3.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com