KOMPAS.com - Pada masa kemerdekaan, tidak hanya kaum laki-laki yang berjuang, melainkan juga perempuan.
Para perempuan turut berjuang untuk memperbaiki nasib mereka.
Buntut dari perjuangan kaum perempuan ini adalah terlaksananya Kongres Perempuan Indonesia, yang sudah berlangsung sebanyak empat kali.
Lantas, siapa penggagas Kongres Perempuan Indonesia?
Baca juga: Keterkaitan Kongres Perempuan dengan Kongres Pemuda
Dalam sejarah pergerakan perempuan Indonesia tertulis bahwa pada 22-26 Desember 1928 di Yogyakarta, dilaksanakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama.
Sayangnya, tidak ada catatan yang menjelaskan lebih rinci mengenai alasan atau sejarah terbentuknya Kongres Perempuan Indonesia.
Namun, yang dapat diketahui adalah bahwa sebelum Kongres Perempuan Indonesia terlaksana, sudah ada beberapa nama perempuan yang melakukan pergerakan bagi bangsa dan lingkungannya, seperti Cut Nyak Dien, Christina Martha Tiahahu, dan masih banyak lagi.
Sementara itu, diketahui bahwa ada tiga tokoh yang menjadi penggagas Kongres Perempuan Indonesia.
Mereka adalah Nyi Hadjar Dewantara, Ny Soekonto, dan Sujatin Kartowijono.
Masing-masing dari ketiga perempuan ini mewakili sebuah organisasi wanita, yaitu Wanita Taman Siswa (Nyi Hadjar Dewantara), Wanita Oetomo (Ny Soekonto), dan Poetri Indonesia (Sujatin Kartowijono).
Baca juga: Kapan Kongres Perempuan Indonesia Dilaksanakan?
Dalam Kongres Perempuan Indonesia, Nyi Hadjar Dewantara mewakili organisasi Wanita Taman Siswa.
Ia lahir pada 14 September 1890 dengan nama Raden Ajeng Sutartinah.
Ia menjalankan pendidikannya di Europeesche Lagere School dan selesai tahun 1904.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke sekolah guru dan menjadi guru bantu di sekolah yang didirikan oleh Priyo Gondoatmodjo.
Disebut sebagai Nyi Hadjar Dewantoro karena ia merupakan istri dari Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara.
Baca juga: Ki Hadjar Dewantara: Kehidupan, Kiprah, dan Semboyannya