Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Penggagas Kongres Perempuan Indonesia?

Kompas.com - 22/12/2023, 21:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada masa kemerdekaan, tidak hanya kaum laki-laki yang berjuang, melainkan juga perempuan.

Para perempuan turut berjuang untuk memperbaiki nasib mereka.

Buntut dari perjuangan kaum perempuan ini adalah terlaksananya Kongres Perempuan Indonesia, yang sudah berlangsung sebanyak empat kali.

Lantas, siapa penggagas Kongres Perempuan Indonesia?

Baca juga: Keterkaitan Kongres Perempuan dengan Kongres Pemuda

Penggagas Kongres Perempuan Indonesia

Dalam sejarah pergerakan perempuan Indonesia tertulis bahwa pada 22-26 Desember 1928 di Yogyakarta, dilaksanakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama.

Sayangnya, tidak ada catatan yang menjelaskan lebih rinci mengenai alasan atau sejarah terbentuknya Kongres Perempuan Indonesia.

Namun, yang dapat diketahui adalah bahwa sebelum Kongres Perempuan Indonesia terlaksana, sudah ada beberapa nama perempuan yang melakukan pergerakan bagi bangsa dan lingkungannya, seperti Cut Nyak Dien, Christina Martha Tiahahu, dan masih banyak lagi.

Sementara itu, diketahui bahwa ada tiga tokoh yang menjadi penggagas Kongres Perempuan Indonesia.

Mereka adalah Nyi Hadjar Dewantara, Ny Soekonto, dan Sujatin Kartowijono.

Masing-masing dari ketiga perempuan ini mewakili sebuah organisasi wanita, yaitu Wanita Taman Siswa (Nyi Hadjar Dewantara), Wanita Oetomo (Ny Soekonto), dan Poetri Indonesia (Sujatin Kartowijono).

Baca juga: Kapan Kongres Perempuan Indonesia Dilaksanakan?

Nyi Hadjar Dewantoro

Dalam Kongres Perempuan Indonesia, Nyi Hadjar Dewantara mewakili organisasi Wanita Taman Siswa.

Ia lahir pada 14 September 1890 dengan nama Raden Ajeng Sutartinah.

Ia menjalankan pendidikannya di Europeesche Lagere School dan selesai tahun 1904.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke sekolah guru dan menjadi guru bantu di sekolah yang didirikan oleh Priyo Gondoatmodjo.

Disebut sebagai Nyi Hadjar Dewantoro karena ia merupakan istri dari Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara.

Baca juga: Ki Hadjar Dewantara: Kehidupan, Kiprah, dan Semboyannya

Ny Soekonto

Soekonto memiliki nama kecil Siti Aminah. Ia lahir pada 5 Agustus 1889 di Temanggung, Jawa Tengah.

Soekonto adalah kakak kandung dari salah satu mantan perdana menteri Indonesia, yaitu Ali Sastroamidjojo.

Sewaktu kecil, Soekonto adalah seorang anak perempuan yang tidak pandai membaca dan menulis.

Ia baru bisa membaca dan menulis setelah menikah dengan suaminya, Dokter Soekonto, seorang lulusan STOVIA (sekolah dokter di Jawa).

Setelah menikah dan menetap di Yogyakarta, Ny Soekonto mulai aktif dalam organisasi perempuan pertamanya, yaitu Wanita Oetomo.

Baca juga: Soenting Melajoe, Surat Kabar Perempuan di Padang

Sujatin Kartowijono

Saat Kongres Perempuan Indonesia dilaksanakan, Sujatin Kartowijono masih berusia 21 tahun dan ia berprofesi sebagai seorang guru muda.

Ketika itu, Sujatin sedang menjadi Ketua Poetri Indonesia yang anggotanya adalah wanita-wanita muda terutama guru.

Selain itu, ia juga sibuk menjadi pengurus Wanita Oetomo.

Sujatin juga pernah menjadi ketua aktif dalam beberapa organisasi perempuan lainnya, seperti KOWANI dan PERWARI.

Atas perjuangan dan jasanya, Sujatin Kartowijono dianugerahi penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial tahun 1961 dan Satya Lencana Pembangunan tahun 1968.

Ada empat organisasi lainnya yang juga turut memprakarsai terlaksananya Kongres Perempuan Indonesia, yaitu:

  1. Jong Islamieten Bond Dames Afdeeling
  2. Jong Java Dames Afdeeling
  3. Wanita Katholik
  4. Aisyiyah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com