Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Presiden Soeharto Mengundurkan Diri?

Kompas.com - 01/04/2023, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Soeharto merupakan presiden kedua Republik Indonesia yang menjabat sejak 1967 hingga 1998.

Dalam sejarah Indonesia, Soeharto juga menjadi presiden dengan masa jabatan terlama, yakni selama hampir 32 tahun.

Gerakan refomasi akhirnya berhasil mendesak Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Pengunduran dirinya dilakukan pada 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB, di Credentials Room di Istana Merdeka, Jakarta.

Kenapa Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden?

Baca juga: Alasan Soeharto Dapat Memimpin Selama 32 Tahun

Mengapa Soeharto mengundurkan diri?

Mundurnya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 dilatarbelakangi oleh ketidakstabilan dalam negeri Indonesia setelah terjadi berbagai kerusuhan yang menginginkan Soeharto turun dari jabatannya.

Berbagai kerusuhan tersebut merupakan bagian dari gerakan reformasi 1998, yang terjadi akibat krisis ekonomi, politik, hukum, keamanan, sosial-budaya, dan krisis kepercayaan di Indonesia.

Selama 32 tahun berkuasa, rezim Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto memang terus melaksanakan pembangunan.

Namun, pembangunan tidak terlaksana secara merata dan hanya segelintir rakyat yang dapat menikmatinya.

Hal itu diperparah dengan budaya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang merajalela, serta fakta bahwa eksekutif menjadi penguasa tunggal di atas lembaga lainnya sehingga tidak ada yang mampu mengawasi kekuasaan.

Baca juga: 6 Agenda Reformasi 1998

Rezim otoriter Soeharto dinilai tidak mampu menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Ketika krisis moneter 1997 meluluhlantakkan Indonesia, muncul gerakan reformasi yang menuntut pembenahan total dengan harapan dapat bermuara menuju kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada 10 Maret 1998, di tengah krisis ekonomi dan moneter, Soeharto kembali terpilih sebagai Presiden RI periode 1998-2003, dengan BJ Habibie sebagai wakilnya.

Setelah pelantikan, Presiden Soeharto mengatakan reformasi politik baru bisa dimulai pada 2003, sesuai dengan GBHN yang telah disepakati.

Pernyataan itu membuat aksi massa semakin meluas dan puncaknya pada 12 Mei 1998, empat mahasiswa Universitas Trisakti menjadi korban peluru tajam dalam aksi damai yang mereka ikuti.

Baca juga: Rentang Waktu Kekuasaan Orde Baru

Tragedi tersebut menyulut protes massa dalam skala besar yang dimotori oleh mahasiswa, serta serangkaian kerusuhan di beberapa daerah.

Kemudian pada 18 Mei 1998, mahasiswa berhasil menduduki Gedung MPR/DPR dan mendesak Ketua MPR/DPR Harmoko menuntut Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya.

Akibat dari tekanan dari ribuan mahasiswa yang menduduki Gedung MPR/DPR dan berbagai peristiwa sebelumnya, pada 21 Mei 1998 sekitar pukul 09.00 WIB, Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatan Presiden RI dan digantikan oleh Wakil Presiden BJ Habibie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com