Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Kerajaan Maritim pada Masa Hindu-Buddha di Nusantara

Kompas.com - 20/07/2022, 20:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi maritim berkenaan dengan laut atau berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.

Sehingga, pengertian kerajaan maritim merujuk pada kerajaan-kerajaan yang ekonominya bergantung pada perlayaran dan perdagangan.

Ciri-ciri kerajaan maritim adalah letaknya di lembah sungai atau pesisir pantai dan kegiatan ekonominya berasaskan perdagangan serta kelautan.

Di Indonesia, banyak kerajaan Hindu-Buddha yang bercorak maritim karena sepertiga wilayah Nusantara sendiri memang terdiri dari bentangan perairan, mulai dari laut, danau, dan sungai.

Lantas, apa saja kerajaan maritim pada masa Hindu-Buddha?

Baca juga: 3 Kerajaan Islam yang Bercorak Agraris

Kerajaan Kutai

Kerajaan maritim pertama yang muncul di Indonesia adalah Kerajaan Kutai, yang berdiri pada abad ke-4.

Letak kerajaan ini berada di daerah Muarakaman di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Kerajaan Kutai mencapai puncak keemasan pada masa Raja Mulawarman.

Di bawah pemerintahan Raja Mulawarman pula, Kutai diperkirakan menjadi tempat singgah jalur perdagangan internasional yang menghubungkan Selat Makassar, Filipina, dan China.

Oleh karena itu, sumber perekonomian Kerajaan Kutai berasal dari kegiatan perdagangan, yang kemudian membawa pengaruh bagi masyarakatnya.

Salah satu buktinya adalah ditemukan barang-barang keramik, arca dewa Trimurti, dan arca Ganesha.

Baca juga: Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut Kerajaan Maritim?

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya disebut-sebut sebagai kerajaan maritim terbesar di Indonesia.

Berdasarkan prasasti peninggalannya, kerajaan yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7 ini terletak di tepi Sungai Musi, atau sekitar Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Pada masanya, pengaruh Kerajaan Sriwijaya bahkan sampai ke luar negeri.

Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional setelah menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com